Tuesday, September 26, 2006
Saat Berbuka Saat Terindah
Suara adzan magrib kali ini terdengar sungguh berbeda. Lantunan kalam ilahi lewat panggilan suara pengeras seakan menggema di dalam sanubari. Sebuah kenikmatan kembali Allah berikan kepada kami dengan merasakan hikmah setelah seharian menahan nafsu dan amarah. Lega rasanya hari telah selesai kami lakukan sebuah ibadah wajib bernilai luar biasa. Ibadah puasa Ramadhan yang memang hanya Allah yang akan memberikannya langsung kepada hamba-hamba Nya.
Setiap amal yang dilakukan anak adam adalah untuknya, dan satu kebaikan dibalas sepuluh kali lipatnya bahkan sampai tujuh ratus kali lipat, - Allah Ta'ala berfirman: “ kecuali puasa, sesungguhnya puasa adalah untuk-Ku dan Aku yang langsung membalasnya. (Dalam puasa, anak Adam) meninggalkan syahwat, makan dan minumnya karena-Ku.” Orang yang berpuasa mendapatkan dua kesenangan, yaitu kesenangan ketika berbuka puasa dan kesenangan ketika berjumpa dengan Tuhannya. Sungguh, bau mulut orang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada aroma kesturi." (HR Bukhari dan Muslim)
Seakan kembali diingatkan akan kenangan lama yang tidak akan pupus di dalam benak dan pikiran. Suasana kekeluargaan itu kembali saya rasakan setelah sekian lama tidak pernah saya alami. Suasana kekeluargaan yang erat sekali terasakan terutama saat-saat Ramadhan datang. Nikmat sekali saat memulai membatalkan puasa ditemani ayah, ibu, kakak dan adik. Yup mungkin itulah inti dari kenikmatan keluarga.
Hingga tak terasa sudah sekitar 7 tahun tidak saya rasakan hal itu, tepatnya semenjak saya putuskan untuk melanjutkan kuliah di Bogor. Mungkin tidak senikmat dan seindah di rumah, meskipun kekeluargaan itu kembali terbentuk lewat suasana sejuk dan haru selama masa kuliah. Sering kali saya alami suasana kebersamaan lewat ifthor jama’i yang memang sering sekali dilakukan di kampus tercinta. Duh indahnya…
Namun tak selamanya hal itu kembali dirasakan terutama saat suasana dan tuntutan mulai berbeda. Suasana kerja di sebuah Perusahaan Swasta jauh di kota Tangerang seakan memupus semua kenangan dan keindahan saat-saat itu. Yup.. semenjak hari itu, suasana berbuka berpindah tempat menjadi di Angkutan umum dan bis-bis kota. Tentunya berbeda dengan sebelumnya. Tidak ada teh hangat, do’a bersama dan juga obrolan-obrolan akrab. Yang ada hanyalah suasana berbuka yang dirasakan sendiri meski kadang terkalahkan deru mesin mobil atau suasana penumpang yang berdesak-desakan.
Ada rasa yang hilang ketika memang harus mengalami hal-hal itu. Hingga akhirnya sebuah kejadian indah mengingatkan kembali bahwa ternyata saya juga bisa ciptakan suasana itu kembali. Suatu hari saya lupa menyiapkan makanan berbuka hingga air minum gelas yang biasa ada di tas pun terlupakan. Merasa kebingungan harus berbuka dengan apa, akhirnya saya hanya bisa berdo’a berbuka sambil meminta kepada Allah menghadirkan tukang air yang masuk ke dalam bis.
Seorang ibu agak jauh dari tempat saya duduk dengan santunnya menawarkan minuman air gelas kepada saya. Sudah saya coba tolak dengan halus tawaran itu karena saya tahu ibu itu hanya punya satu. Hingga tanpa saya sadari beliau berucap, “Tolong beri saya kesempatan untuk beramal pak, saya ingin dapatkan pahala orang berpuasa dengan memberikan air ini untuk berbuka”. Duh.. robbi, maafkanlah hamba ini. Begitu baiknya ibu itu, hingga tak sanggup saya menolak pemberiannya.
Akhirnya saya tersadar. Mungkin selama ini saya hanya mementingkan diri sendiri terutama saat berbuka di bis. Hingga rasanya puasa yang dijalankan terasa hampa. Kerinduan saat-saat bersama itu kembali terbayang. Besoknya saya sempatkan untuk menyediakan makanan lebih minimal air minum untuk bersedekah. Indah dan benar-benar nikmat rasanya saat bisa memberikan kebahagiaan kepada orang lain yang akan berbuka. Ternyata suasana kebahagian dan keindahan itu kembali hadir. Terima kasih ya Allah..
Thursday, September 21, 2006
Ramadhan : Saatnya Menunjukkan Kekuatan
Tak terasa kini tinggal dalam hitungan hari akan segera memasuki awal bulan suci Ramadhan. Sebuah bulan yang kaya akan manfaat dan keberkahan di dalamnya. Sungguh rugi dan benar-benar menyesal jikalau tidak bisa maksimal dalam mengisinya dengan amalan-amalan terbaik kita. Sungguh inilah saatnya bagi kita untuk bisa memulai mengambil ancang-ancang dan persiapan hingga saatnya tiba tidak akan merasa ragu dan canggung lagi akibat proses adaptasi yang belum sempurna.
Sudah adakah bekal-bekal yang disiapkan untuk menyabutnya? Yakinkanlah kita telah siapkan peluru dan tombak yang tajam dan runcing demi menembus dan menggapai sebuah kemenangan hakiki di arena perjuangan dan peperangan yang sebenarnya.
Sesungguhnya telah datang padamu bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi, Allah memerintahkan berpuasa di dalamnya. Pada bulan itu, dibukakan segala pintu Surga, dikunci segala pintu neraka dan dibelenggu syetan-syetan. Di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari 1000 bulan. Barangsiapa yang tidak diberikan kebajikan malam itu, berarti telah diharamkan baginya segala rupa kebajikan.(HR. An Nasai dan Al Baihaqi)
Sungguh telah nyata di depan mata akan datangnya sebuah bulan penuh makna dan kemuliaan. Bulan yang senantiasa ditaburi oleh cahaya rahmat dan ampunan yang berlimpah. Sungguh telah dibuktikan oleh sejarah tentang keutamaan bulan ini. Ingatlah peristiwa monumental perang Badar. Perang pertama yang dimenangkan muslimin dengan jumlah terbatas atas kaum kafir. Perang yang berlangsung pada bulan ramadhan seakan meyakinkan jikalau kekuatan ruhiyah benar-benar berada diatas kekuatan jasadiyah. Meski secara syariat sedang berpuasa, namun tenyata kekuatan ruhiyahnya benar-benar dahsyat mengalahkan kekuatan jasadiyahnya.
Sudah saatnya pula kita buktikan bahwa kekuatan ruhiyah itulah yang menjadi kekuatan utama kita dalam menyusuri dan menapaki jauhnya jalan da’wah yang selalu dihiasi oleh onak duri dan rintangan. Ingatlah pula kekuatan pasukan Salahudin yang dapat menghancurkan benteng Bizantium. Sungguh itulah kekuatan sebenarnya.
Mari-marilah kita perkuat ruhiyah kita dengan menempanya di bulan Ramadhan ini, hingga saatnya nanti kita akan tunjukan kekuatan sebenarnya kepada dunia ini. Insyaallah.
Marhaban ya Ramadhan. Mohon maaf lahir dan bathin. Semoga kita bisa masuki bulan ini dengan kedamaian hati dan kesungguhan diri demi menggapai kemenangan hakiki.
Monday, September 11, 2006
Ketika Janji tidak Ditepati
Pernahkah anda mengalami bagaimana rasanya ketika diingkari? Harapan seakan hilang dan pupus begitu saja disaat seseorang terpaksa mengingkari janji yang pernah diucapkannya. Hal ini mungkin saja sering sekali dialami oleh sebagian besar manusia karena banyaknya interaksi sosial yang dilakukannya.
Malam itu telah disepakati untuk diadakan rapat koordinasi masalah da’wah remaja dan sekolah di rumah seseorang. Rapat ini memang sempat gagal karena salah seorang peserta tidak bisa datang karena alasan sakit, padahal perannya sangatlah dibutuhkan. Akhirnya beliau menyanggupi untuk diadakan pada malam itu. Pesertanya memang tidak banyak hanya empat orang. Rapat ini merupakan koordinasi untuk suksesnya da’wah remaja dan sekolah di lingkungan kami..
Rencana rapat baru saja saya dapatkan pada malam sebelumnya dari salah seorang peserta juga. Saya merasa agak sedikit keberatan dengan rapat itu, mengingat adanya agenda keluarga ke luar kota yang sudah tersusun rapi. Tapi karena ini adalah tugas da’wah, insyaallah harus tetap komit, juga didasari dengan semakin mepetnya waktu, akhirnya saya setuju untuk rapat pada malam itu dengan mengorbankan agenda keluarga. Tanggapan keluarga baik meskipun istri sebelumnya sempat kecewa.
Malam yang diagendakan itu akhirnya tiba. Meski saat itu saya merasa sedikit lelah karena padatnya agenda, namun tetap harus diusahakan untuk datang. Saya sempat juga sms teman laen menanyakan kepastian rapat. Namun statusnya masih pending. Akhirnya daripada terlambat, saya putuskan untuk segera berangkat. Jaraknya sih memang tidak terlampau jauh sekitar 15 menit dengan motor dari rumah. Saat sampai di depan rumah yang akan dijadikan tempat rapat, ternyata kosong. Sempat saya tanyakan ke tetangga tentang keberadaan beliau, namun dijawab dengan gelengan kepala.
Akhirnya diputuskan untuk menunggu sekitar 10 menit, mungkin beliau memang sedang keluar sebentar. Karena merasa tidak enak dilihat oleh tetangganya, akhirnya saya telepon menanyakan keberadaannya dan juga konfirmasi jadi tidaknya rapat. Ternyata beliau lupa ada agenda rapat dan sekarang sedang ada acara lain yang diikuti.
Deg.. ada sebuah perasaan kesal dan penyesalan. Andai tahu ini dari awal tidak jadi, mungkin agenda keluaga bisa dilaksankan. Namun saya berfikir untuk berkhusnudhon saja dan bersabar kepada Allah. Allah tahu yang terbaik tentang hal ini. Mudah-mudahan kesungguhan hati saya bisa menjadi ladang amal. Ya Allah saksikanlah bahwa hamba telah bersusah payah untuk penuhi janji ini, meski Engkau tentukan hal lain.
Itulah fenomena yang sering dihadapi oleh sebagian manusia terkait dengan janji yang ada. Teringat kembali bagaimana sikap Rasulullah yang begitu kuat memegang janji yang telah terikrarkan, hingga pernah menunggu lama hingga yang punya janji datang dan meminta maaf. Rasulullah hanya tersenyum dan langsung memaafkan kesalahan orang tersebut. Sungguh mulia sekali sikap Rasul ini.
Kita mungkin tahu kalau ingkar janji itu merupakan salah satu tanda orang munafik. Akankah kita disebut munafik saat ada sebuah janji yang tidak ditepati? Tentunya kita harus sedikit siasati berkaitan dengan janji ini.
1. Catat dan ingatlah secara baik
Sebuah janji dan kesepakatan hendaknya harus selalu diingat. Bahkan kalau perlu sekalian saja dicatat dalam agenda pribadi kita. Disitulah kita bisa tentukan bisa tidaknya kita penuhi janji seseorang agar tidak bentrok. Pencatatan juga akan mempermudah kita dalam menentukan agenda harian kita.
2. Tentukan skala prioritas.
Jikalau kita menghadapi dua agenda atau janji yang benar-benar terpaksa harus bentrok, maka tentukanlah skala prioritasnya. Manakah janji yang benar-benar akan mendatangkan mudharat ketika kita tidak datang. Dan manakah janji yang masih bisa tergantikan dengan hal lainnya.
3. Siasati saat benar-benar tidak bisa memenuhi.
Di saat kita benar-benar tidak bisa memenuhi undangan atau janji itu, maka siasatilah dengan minimal memberkan kabar kepada yang bersangkutan baik sebelum ataupun sesudahnya. Memberi tahu permasalahan kita akan lebih memperjelas alasan kita tidak bisa penuhi janji. Mudah-mudahan orang yang kita janjikan bisa memaafkannya.
4. Jangan terlalu banyak mengobral janji.
Kunci utama agar tidak mengecewakan semua orang adalah dengan tidak terlalu banyak mengobral janji. Setiap orang akan menilai lain-lain dengan janji kita maka usahakanlah untuk memenuhinya. Alangkah lebih baiknya kita ucapkan Insya Allah saat harus menyetujui sebuah perjanjian.
Toek teman-teman kader da’wah yang saya cintai karena Allah, tolong tunjukan komitmen antum sebagai kader da’wah dengan selalu tepat dalam janji.
Ramadhan Indah yang selalu dinanti.
Malam pertama selalu saja ramai mesjid-mesjid didatangi orang-orang yang ingin melakukan ibadah shalat magrib, isya dan dilanjut “taraweh”. Keesokan harinya kajian dan tadarusan menjadi penghias setiap hari. Hingga akhirnya ifthar jama’i (buka bersama) menjadi pangkal penantian dan penutup puasa. Duh indahnya. Akankah hal itu saya rasakan juga disini di tempat saya tinggal yang jauh dari kampung halaman sewaktu kecil.
Tanpa terasa sudah hampir setengahnya bulan Sya’ban berlalu yang berarti setengah bulan lagi Ramadhan itu menyapa kita. Seakan kembali mengingatkan bulan Suci Ramadhan yang selalu diagung-agungkan serta dinanti oleh rasulullah dan para sahabatnya jauh-jauh hari sebelumnya. Do’a indah itu selalu saja yang teringat.
Ya Allah Berkahi kami di bulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikanlah Kami ke bulan Ramadhan.
Mengingat itu semua menjadikan saya dan teman-teman satu pengajian bertekad untuk bersiap menyambut Bulan Ramadhan itu dengan amalan terbaik kami. Memang ini masih jauh dibandingkan dengan apa yang telah Rasulullah dan para sahabat lakukan. Namun inilah yang bisa kami lakukan. Ada sebuah harapan serta persiapan itu adalah dengan mengadakan sebuah peningkatan kualitas ibadah kami saat ini. Diantara persiapan yang dilakukan itu adalah :
a. Puasa sunnah di bulan Sya’ban
Setidaknya puasa 3 hari (Yaumul Bith) atau boleh juga puasa senin-kamis. Ini untuk melatih tubuh kita menjelang puasa sebulan. Dengan kita sering berlatih berpuasa, niscaya ramadhan nanti akan terasa nyaman sehingga ibadah lebih optimal.
b. Qiyamul lail minimal 4 kali dalam seminggu.
Setiap bulan ramadhan yang menjadi ciri khas adalah adanya shalat tarawih. Dengan melatih mengerjakan Qiyamul Lail, mudah-mudahan kita juga menjadi terbiasa untuk melakukannya setiap malam di bulan ramadhan. Ingatlah pahala di bulan Ramadhan sungguh sangat berlimpah.
c. Tilawah 1 juz setiap hari.
Tilawah atau tadarusan merupakan keseharian yang harus senantiasa di jaga di bulan Suci nanti. Jadi sudah sewajarnya kita juga harus persiapkan hal itu agar bisa konsisten untuk senantiasa berada dekat dengan Al Quran.
d. Membaca buku tentang Ramadhan seperti Fiqh Puasa dll.
Biar puasanya lebih mantap, tentunya perlu juga tahu tentang ilmu-ilmu dasarnya baik fiqih puasa ataupun kaifiatnya. Pokoknya banyak sekali manfaat yang bisa didapat jikalau kita berpuasa setelah mengetahui ilmunya.
e. Meminta maaf kepada Orang Tua, Saudara-saudara dekat dan juga tetangga dekat rumah.
Mungkin ini agak kurang populer ya. Biasanya etika meminta maaf adalah ketika menjelang Lebaran saja. Namun ternyata Rasulullah mencotohkan sebaliknya. Hendaknya kita bisa masuki bulan ramadhan dengan hati yang bersih bebas dari kesalahan dan dosa. Insyaallah keutamaannya akan dapat kita raih.
Selain persiapan diri pribadi, ternyata ada juga persiapan penyambutan lainnya yang dikemas dalam sebuah kegiatan PQR (Paket Qiyamu Ramadhan). Yang jelas adalah mari kita persiapkan diri kita dan juga lingkungan kita untuk menyambut bulan suci yang dirindukan. Karena kita tahu apakah kita akan bertemu lagi dengan nya pada tahun depan, dua tahun depan dst..
Allahumma bariklana fi sya'bana, Wabaligna Ramadhan..
Friday, September 08, 2006
R E F L E K S I D I R I
Hadirkan!! Hadirkan satu peristiwa bahagia yang pernah anda rasakan. Hadirkan satu peristiwa bahagia yang pernah anda alami dalam hidup anda.
Sekarang hadirkan wajah ayah anda dan ibu anda!!
Seorang yang luar biasa membina anda, seorang yang luar biasa bersama-sama anda, berkorban untuk anda, seorang yang sangat luar biasa mencintai anda. Hadirkan ayah dan ibu anda sekarang, seorang yang luar biasa dengan menunggui anda ketika anda sakit.
Seorang ibu yang sangat mencintai dengan melahirkan, menyusui dan berkorban besar untuk anda, hadirkan wajahnya sekarang.
Sekarang hadirkan wajah ayah anda, seorang yang telah luar biasa pergi pagi sampai malam baru pulang mencari rizki untuk keluarga, untuk makan anda, untuk sekolah dan memuliakan anda.
Hadirkan.. Mereka sedang menuju kemari, ingin melihat apa yang anda lakukan disini.
Dan, sekarang mereka ada di depan anda, meratap anda dengan penuh kasih sayang, mengharapkan anda dengan penuh harap.
Seorang ayah maju kedepan, mendekap anda, menciumi anda, mengelus rambut anda dan dia berbicara dengan penuh kasih sayang kepada anda.
“Nak!! Ayah kini sudah semakin tua nak, ayah sudah tidak sekuat dulu lagi nak!! Rambut ayah sudah semakin memutih nak!! Jika suatu hari nanti engkau melihat ayahmu terbujur kaku di depanmu, sudah meihat ayahmu tanpa nyawa lagi nak!! Maka aku titipkan ibu dan adik-adikmu padamu nak!! Jaga mereka nak!!
Nak!! Ayah ingin kau bisa mewujudkan cita-cita ayah nak, untuk memutuskan garis kemiskinan, kebodohan dan keterlantaran keluarga ini. Tunjukan pada semua orang bahwa kau bisa mejadi wakil ayah untuk membuat keluarga ini mulia dan bahagia.
Kemudian majulah ibu anda, seorang ibu yang mendekap anda, seorang ibu yang menciumi anda, kemudian dia berbicara pada anda :
Nak!! Ibu sangat mencintaimu nak, ibu sangat mengharapkanmu menjadi orang yang berhasil. Ya Allah jangan kau ambil nyawaku sebelum aku melihat anaku menjadi orang yang mandiri dan sukses. Sebelum aku bisa mendampingi wisudanya suatu hari nanti, sebelum aku mampu mendampingi kesuksesan-kesuksesan yang dia raih.
Sekarang apa yang anda ingin persembahkan untuk mereka sebelum mereka terbujur kaku di depan anda. Sebelum anda menyaksikan mereka disholatkan oleh orang-orang di sekitar anda. Sekarang apa yang ingin anda persembahkan untuk ayah dan ibu anda sebelum mereka dikuburkan dan dipendam dalam tanah.
Sekarang saya mengajak anda untuk berfikir secara cerdas, berfikir secara cerdas. Mengapa selama ini anda menghianati orang-orang yang mencintai anda dengan bermalas-malasan dan membuang waktu secara percuma. Kenapa anda tidak sungguh-sungguh dan banyak mengeluh padahal mereka masih anda di sekitar anda. Tidakah anda tahu? Suatu hari nanti, disaat buah sudah tidak lagi bermakna bagi mereka, disaat kehidupan sduah tidak lagi mereka perolah, maka penyesalan pasti akan hadir di depan anda.
Sekarang yang perlu anda rasakan adalah : anda tidak bisa menggantungkan ini kepada kakak dan adik anda, karena mereka belum tentu sepaham dengan anda, anda tidak bisa mewakilkan hal ini kepada kakak dan adik anda, karena mereka belum tentu bisa sekolah sebagaimana anda.
Hari ini saya ajak anda untuk bertekad secara kuat, hadirkan mimpi-mimpi dan keinginan anda yang kuat, buat bangga bapak ibu guru anda disini dengan anda. Buat mereka tercengang dengan perstasi-prestasi anda, buat mereka bangga dengan keberadaan anda, buat mereka tahu dan yakin bahwa anda tidak main-main disini. Anda adalah mutiara diatas batu, anda adalah manusia-manusia baru dan bangkitlah hari ini.. bangkitlah hari ini.. aku bisa!!!
“ya ayuhan nafsul mutmainah, irji’I ila rabbiki radiyatam Mardiayah, fadkhulli fii ibadii, wadkhuli jannati.”
“wahai jiwa yang tenang, masuklah kau sebagai hambaKu, masuklah kau kedalam surgaKu, masuklah kau sebagai orang-orang yang beruntung. Masuklah kau sebagai hambaKu masuklah ke dalam syurgaKu.”
Wahai adik-adik sekalian, wahai orang-orang yang memiliki cita-cita dan mimpi hari ini anda adalah orang yang menjadi pemain dan bukan penonton. Jangan biarkan mimpi anda dicuri orang lain karena mereka adalah bagian dari mimpi anda. Tunjukan bahwa anda adalah angkatan terbaik yang pernah dimiliki oleh sekolah ini. SMA ini akan merasa bangga jika menerima orang-orang yang memiliki mimpi-mimpi besar dalam hidupnya. Karena itulah hari ini di waktu yang tersisa ini, saya berikan kepada anda selama satu menit ke depan untuk memikirkan kembali apa cita-cita dan keinginan anda yang akan anda persembahkan untuk ayah dan ibu anda, kakak dan adik anda untuk semua yang berjasa dalam kehidupan anda. Hadirkan bapak ibu guru anda, teman-teman anda, dan semua orang yang terlibat dalam kebahagiaan anda.
Satu fase hidup telah anda lalui, yakni kesadaran diri anda secara emosional, bahwa anda adalah berharga. Satu fase kehidupan telah anda jalani bahwa anda benar-benar orang yang dihargai dan dicintai oleh orang-orang yang mencintai dan menghargai anda.
Satu penghidupan telah anda lalui, yang perlu anda lakukan adalah anda harus membuktikan harapan-harapan mereka, membuktikan cita-cita mereka, buat ayah ibu anda bangga, buat guru-guru anda bangga, semua orang yang ada disekitar anda melihat anda dengan takjub karena anda adalah orang yang bermakna.
Semoga hari ini, hati-hati yang futur, jiwa yang hilang, semangat yang lenyap muncul kembali, menjadi orang yang berani berubah . hadirkan sekali lagi cita-cita anda yang akan membuat ayah ibu anda bangga. Mereka melihat dengan tangan-tangan terbuka. Sekali lagi Allahu ma’ana. Allah bersama anda. Anda bersama zat yang serba Maha. Berdo’alah, Allah bersama anda.
Tekad yang kuat dan tujuan yang jelas, ambil potensi terbaik, jauhkan prasangka-prasangka negative, ambil manfaat di setiap kegagalan, mantapkan motivasi dengan motivasi yang mantap.
Ya Allah, Kami tahu, kami sadar, masalah-masalah yang kau berikan kepadaku justru membuatku besar, masalah yang membuatku mengeluh justru membuat aku lebih besar. Aku sadar ya Allah tidak ada orang yang naik kelas tanpa ujian dan tidak ada ujian tanpa soal yang harus dikerjakan. Karena itu ya Allah, Engkau berfirman, la yukallifullahu nafsan illa wus’aha, karena itu ya Allah berikan aku kesabaran, berikan aku ketabahan, berikan aku kelapangan hati dan ketajaman mata sehingga aku melampaui setiap masalah-masalah yang Engkau berikat dan aku yakin aku akan besar dengan masalah-masalah itu.
Ya Allah, kuatkanlah mentalku, kuatkanlah fisikku, kuatkan cita-citaku dan akan aku tunjukkan pada guru-guruku, pada orang yang melihatkku tidak punya potensi bahwa aku mampu maju terus pantang mundur meraih cita-citaku.
Ya Allah terima kasih kau berikan hal ini kepadaku, hari ini aku terlahir kembali menjadi manusia seutuhnya.
Allahumagfirli wali-walidaya warhamhuma kama rabbayani shagiro..
Allahumagfirli wali-walidaya warhamhuma kama rabbayani shagiro..
Allahumagfirli Ustadzi li ustadsah
Allahumagfirli muslimin wal muslimat.
Allahumagfirli abi wa umi kama robbayani shagiro.
Ya Allah hari ini aku percaya bahwa Engkau serba maha dihadapanKu.
Ya Allah hari ini aku percaya bahwa kehadiranku di SMA ini membuatku semakin yakin bahwa hari ini aku akan menjadi orang besar. Manusia-manusia baru ..
Berdo’alah…. Silahkan anda berdo’a..
Sekarang katakan dengan kekuatan yang luar biasa, kapalkan tangan kanan anda dan katakana dengan sepenuh hati :
AKU BISA, AKU BISA, AKU BISA.
ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR.
Sekarang buka mata anda dan duduklah…
Disampaikan pada Training Motivasi SMA N. 1 Gunung Sindur. Thanks to Akh Ludfi for his kindness.
Wednesday, September 06, 2006
Dikala Rasa Bosan dan Jenuh Kembali Mendera
Masih saja saya teringat akan beberapa waktu silam. Saat itu dengan serta merta saya ditinggal oleh orang-orang berarti di kantor tempat saya bekerja. Semua atasan saya saat itu mengundurkan diri dengan jeda waktu yang tidak terlalu jauh. Belum lagi satu orang rekan kerja yang senantiasa menemani keseharian saya yang juga mengundurkan diri. Sedangkan satu orang lagi dipindahkan ke bagian lain. Jadilah departemen saya yang awalnya berjumlah 10 orang menjadi 6 orang. Sungguh sangat kehilangan yang benar-benar berarti bagi saya. Sosok panutan dan juga penuh pengertian dengan serta merta tidak bersama saya lagi.
Selang beberapa bulan kemudian, dua orang dari departemen saya kembali mengundurkan diri. Masih saja saya ingat akan foto bareng kami berempat sebagai sebuah komunitas yang masih bertahan di perusahaan itu. Hingga departemen kami sempat digunjingkan akan bubar karena rentannya terhadap isu pengunduran diri ini. Lengkaplah kehilangan itu. Kini hanya tinggal dua orang saja yang tertinggal karena dua orang lainnya telah dipindahkan ke bagian lain.
Mungkin bisa dibayangkan bagaimana bisa menghandle semua pekerjaan yang ditinggalkan mereka kepada kami berdua. Hingga saat itu selalu saja kami mengeluh dan merasa keteteran dengan semua tugas dan tanggung jawab itu.
Rasa jenuh dan bosan kembali saya rasakan. Akankah kembali saya terkucilkan dan tidak diperhatikan? Semangat kerja yang dulu sempat membara juga kembali redup. Setiap hari mungkin hanya sebuah rutinitas kerja yang tidak terlalu berarti yang saya hadapi. Sehingga kuat sekali rasanya saya ingin juga mengundurkan diri. Tapi ternyata harapan tidak sesuai dengan kenyataan. Apapun hasilnya tetap saja tidak sesuai dengan yang diinginkan.
Semakin lama saya fahami dan renungkan ternyata semuanya itu adalah kehendak Allah yang maha tahu yang terbaik buat hamba Nya. Hal itu pun saya rasakan disaat harapan baru muncul untuk bisa berkerja di tempat lain yang lebih baik, ternyata Allah menentukan lain. Harapan itu seakan pupus dan hilang dengan tidak dipanggilnya setelah sekian lama test terakhir dilakukan. Namun itulah skenario Allah buat hamba Nya. Sekeras apapun kita berusaha tetaplah di Tangan Allah semuanya itu berakhir. Meskipun tetap saja sebagai manusia kita harus tetap berusaha semaksimal mungkin.
Semakin lama dialami dan dijalani sepertinya tetap saja ada perasaan bosan dan jenuh serta kekecewaan mendera hati ini. Apakah ini pertanda saya belum bisa sabar dan tawakal? Ataukah ada skenario Allah lainnya di balik ini semua?
Ya Allah ampuni Hamba Mu ini yang lancang dan selalu tergesa-gesa dengan keputusan Mu. Berikanlah kesabaran serta ketajaman pada mata hati ini agar bisa selalu peka akan hikmah terbaik yang Engkau anugerahkan pada setiap kejadian.
“diantara perenungan-perenungan mendalam tentang diri dan kehidupan”
Subscribe to Posts [Atom]