Friday, December 01, 2006

Sahabat Terbaik

Pandanglah selalu setiap orang akan menjadi sahabat yang paling dekat. Meski tidak sekarang, mungkin besok, besoknya lagi, minggu depan, tahun depan atau kapanpun itu. Itulah nasihat terbaik yang saya terima dari orang yang benar-benar saya cintai saat merasakan adanya kejenuhan dan perasaan bosan karena motivasi sedang turun.

Saat itu ada atasannya menceritakan sebuah pengalaman berharga. Pada saat itu atasannya menceritakan pengalaman saat jadi mahasiswa. Dia mempunyai seorang dosen yang benar-benar sangat dibenci. Dia sangat benci karena selalu saja dipersulit semua urusan yang berkaitan dengan kuliahnya. Terkadang nilainya anjlok, sering berdebat dan tak jarang harus menerima omelan akibat kesalahan kecil. Dia benar-benar benci dengan dosen itu.

Hingga suatu saat dia berfikir. Dosen itu juga manusia. Ini adalah saatnya dia harus berfikir positif tentang dosen itu. Dia penasaran kenapa dia begitu benci dengannya. Dia ingin mencoba cairkan suasana itu, namun tidak tahu harus memulai dari mana.

Dia hanya ingat tanggal lahir dosennya itu. Dan pada suatu hari saat tanggal ulang tahunnya, dia telepon dosen itu. Dia bilang minta traktiran dan tak lupa mengucapkan ucapan selamat Ulang Tahun. Omelan keras yang dia terima awalnya. Namun apa yang yang terjadi setelahnya, mulailah dosen itu mencair dan dekat dengannya. Hingga suatu hari dia dipercaya untuk menempati rumahnya karena dosennya itu ke luar negeri. Saat menyusun skripsi, ia dipinjami computer dan kadang dikirimi jurnal berkaitan dengan penelitiannya itu. Hingga suatu hari dia berkeinginan untuk melanjutkan kuliah S-2. Oleh dosennya itu kemudian disuruh untuk mengikuti kuliah S-2 yang dia ajar dengan maksud untuk pengenalan. Hingga akhirnya ditawari beasiswa S-2 special untuknya. Kedekatan-kedekatan itu menjadikan pilar keberhasilannya saat ini.

Allah Maha Membolak-balikan Hati Manusia. Kita tidak tahu akan sedemikan dahsyat hasilnya hanya karena ucapan selamat ulang tahun. Jadi kuncinya adalah satu yaitu : berbuat baiklah kepada setiap orang karena suatu hari dia akan menjadi sahabat terbaik kita. Insyaallah.

Terima kasih sayangku atas ceritanya.

Kebahagian Sejati

I do not like Monday,

Hari ini kembali dia jalani dan masuki sebuah rutinitas pekerjaan. Sebuah pekerjaan yang telah lama dia jalani, tepatnya 4 tahun. Kadang timbul sebuah perasaan bosan dan suntuk. Seakan setiap hari sepertinya biasa tanpa ada sebuah moment special yang bisa diperoleh. Masuk jam 8.00 pagi dan keluar jam 17.00 sore hari. Tidak ada lagi sebuah harapan dan keinginan. Setiap hari permasalahan sepertinya hanya itu-itu saja. Tanpa ada sebuah perubahan seakan dunia itu terasa sempit. Pikiran seakan terkungkung dalam sebuah dunia pekerjaan yang menuntut segalanya tanpa memikirkan beban pikiran dan idealisme.

Apakah ini sebuah pertanda munculnya sebuah degradasi motivasi? Ataukah hanya efek dari sebuah kebiasaan yang tidak begitu disenangi? Ataukah ada hal lain yang menjadi dasar sehingga bersikap seperti itu. Sepertinya dunia seakan tidak berpihak, yang ada hanya sebuah penolakan dan pengusiran. Hingga puncaknya terjadi saat ada sebuah perasaan dan sebuah perkataan yang kurang nyaman terdengar dari atasannya tentang dirinya lewat orang lain. Sungguh itu di luar dari kesadaran yang selama ini difahami. Sepertinya hubungan yang terjalin biasa-biasa saja. Tapi kenapa atasannya bilang seperti itu ya? Apakah ini sebuah imbas akibat adanya sebuah ketidakpuasan? Ataukah karena adanya sebuah penolakan, atau bisa jadi karena perbedaan persepsi dan cara pandang tentang sebuah masalah dan pola kerja.

Ah.. sudahlah mungkin memang benar setiap orang berbeda baik cara pandang maupun kepribadiannya. Mungkin juga dia memang bukan orang yang cocok dan menyenangkan baginya. Ataukah memang ada pribadi-pribadi lainnya yang sepertinya lebih baik darinya. Sepertinya ini sudah menjadi sebuah kenyataan. Jikalau dia tidak disukai oleh atasan bisa jadi jenjang karirnya akan terhambat.

Jauh-jauh hari sudah dia rasakan adanya sebuah penolakan itu. Hingga tanpa sadar dan benar-benar telak adalah saat ada meeting besar dan mengumumkan tentang struktur baru dengan hilangnya nama dia di daftar itu. Sebuah ketidakpuasan dan rasa penasaran menjadikan sebuah pertanyaan apakah ini keputusan ataukah ada kesalahan penulisan? Hingga akhirnya penjelasan itu sampai juga dengan mengatakan adanya pemindahan ke divisi lain.

Dia sempat berfikir apakah memang ini saatnya untuk berfikir jauh yaitu sesegera mungkin mencari tempat yang lain? Ataukah dia harus bertahan disana? Sudahlah semuanya hanya bisa dia serahkan kepada-Nya. Dengan sepenuh hati dia hanya bisa berdo’a semoga dia sabar dalam menghadapi cobaan hati ini. Karena sesungguhnya kebahagiaan hakiki adalah pada saat-saat merasakan kedekatan dengan-Nya.

This page is powered by Blogger. Isn't yours?

Subscribe to Posts [Atom]