Thursday, June 19, 2008

Perjalanan yang Menyisakan Sebuah Kenangan

Sebuah perjalanan dinas ke sebuah kota di tataran sunda – Jawa Barat, tepatnya di daerah Purwakarta sebentar lagi akan berakhir. Tanpa terasa sudah sekitar 8 hari saya berada di kota ini. Tepatnya sejak senin tanggal 09 Juni 2008 malam hingga hari Rabu 18 Juni 2008 dan terpotong sabtu-minggu karena pulang dulu ke Bogor. Sepertinya perjalanan kali ini meninggalkan sebuah kesan tersendiri diantara sekian banyak perjalanan dinas yang pernah saya alami.

Berawal dari kedatangan hari senin tanggal 09 Juni 08 dengan bermodalkan informasi dan nomor HP teman dekat – Erwin. Saya mulai menapaki kota Purwakarta ini tepatnya di STS Mall. Meskipun terasa baru, namun sepertinya saya tidak terlalu asing dengan kota ini. Rasanya seperti pulang ke kampung halaman karena ternyata bahasa dan adat istiadatnya sama dengan daerah asal saya – Ciamis.

Saat pertama datang dan bertemu dengan sahabat dekat – Erwin, dengan disuguhi hidangan khas Ayam Goreng Kampung dan sambal. Saya jadi teringat dengan ayam goreng di Ciamis yang mirip sekali. Lahap sekali saya makan ayam goreng di pinggiran jalan dekat STS itu.

Sebuah penolakan dari hotel yang sudah saya booking sebelumnya meninggalkan sebuah kesan yang sangat mendalam. Sampai terasa sangat dikecewakan. Namun beruntung saya masih punya sebuah keyakinan bahwa Allah tidak akan mengecewakan saya. Bersama sahabat dekat yang selalu menemani terutama saat seperti itu, saya kembali menemukan sebuah semangat yang sebelumnya sempat luntur.

Hari pertama saya berkunjung untuk melakukan perbaikan alat yang merupakan tugas utama saya ke kota ini setidaknya menjadi terganggu karena saya harus sedikit membagi konsentrasi terkait dengan tempat menginap malam nantinya. Meski tugas itu akhirnya bisa saya selesaikan dengan baik. Alhamdulillah langkah pertama sudah dilakukan, tinggal menunggu langkah selanjutnya.

Anugerah itu begitu mudah dan indah. Saat permintaan maaf dari hotel yang kemaren menolak saya terima, sebuah anugerah saya dapatkan. Menginap gratis 1 malam di suite room sebagai bentuk konpensasi kesalahan mereka menjadi hadiah saya atas kekecewaan sebelumnya. Akhirnya hari-hari indah itu mulai terukir kembali.

Masalah perbaikan ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Satu masalah yang pelik kembali terjadi terkait dengan alat yang saya perbaiki ini. Saya sempat kebingungan setelah melakukan semua alternatif solusi yang pernah didapatkan. Hingga akhirnya saya terpaksa meminta tolong teman sesama teknisi di Philipine untuk memandu saya dalam menyelesaikan masalah ini. Sebenarnya agak tidak enak mengingat hampir 2 hari ini saya menelpon dia terus untuk menanyakan solusi masalah ini. Terus terang saya sempat putus asa. Namun saya tetap yakin Allah akan menjawab do’a saya lewat petunjuk Nya. Karena saya selalu ingat bagaimana Allah senantiasa membantu saya menyelesaikan pekerjan-pekerjaan saya. Alhamdulillah jalan itu saya dapatkan setelah mengevaluasi semua langkah saya. Saya menemukan kesalahan dan langkah perbaikannya.

Namun kegembiraan sirna terutama saat saya baca email dari teman sesama teksnis di Philipine yang mengaku kecewa atas kinerja saya selama ini. Sempat down dan mengendurkan semangat saya selama ini. Namun sudahlah itu adalah resiko kerjaan. Saya beruntung dia menyatakan hal ini secara langsung sehingga saya tahu bagaimana seharusnya saya berkomunikasi dan berdiskusi dengannya dalam menyelesaikan masalah yang ada. Setidaknya saya tahu kalau selama ini saya merasa tergantung dengannya. Saya berazzam untuk dapat menyelesaikan masalah yang terjadi semampu saya. Biarlah Allah yang akan selalu membantu saya.

Suatu hari saya temukan sebuah semangat yang berarti sekali. Subhanallah Allah pertemukan saya dengan saudara seiman dan sefikroh. Sebuah kebahagiaan itu terasa saat tahu ternyata ada ikhwah di kantor itu. Dan Allah tunjukan tidak hanya satu melainkan 3 ikhwan. Subhanallah...

Tukar cerita dan pengalaman terkait agenda da’wah dan kegiatan-kegiatan yang digeluti menjadi sebuah diskusi yang menarik. Sehingga saya bisa rasakah nuansa ruhiyah dan ukhuwah yang kembali menguat. Saya dapat mengobati kegundahan hati selama ini karena tidak dapat hadir di majlis pekanan saya. Terima kasih ya Allah.

Pekerjaan perbaikan itu akhirnya harus saya lanjutkan pekan depannya. Alhamdulillah saya masih sempat pulang melihat anak dan istri saya yang selalu kurindukan sebagai penyemangat saya selama ini. Rencananya saya akan kembali ke Purwakarta hari senin pagi langsung dari rumah menuju ke tempat customer.

Selasa sore saya selesaikan semua pekerjaan saya di customer. Hari senin dan selasa sore agenda saya adalah memberikan training kepada beberapa personil QC yang ditunjuk. Alhamdulillah bisa saya selesaikan dengan baik. Saya berharap mereka mengerti semua materi dan praktek yang saya ajarkan. Sore itu saya berpamitan ke Manager QC dan staf-staf nya karena sudah selesainya pekerjaan saya. Tak terasa sudah 7 hari saya bersama mereka selama ini. Perasaan suka dan duka terasa sekali. Mudah-mudahan saya bisa kembali menemui mereka suatu hari nanti dan berharap bukan karena adanya masalah.

Malam ini, meski ditemani oleh hingar-bingarnya suasana hotel karena adanya acara perpisahan dari peserta Pra Jabatan PEMDA Purwakarta, saya kembali menata dan mengevaluasi perjalanan hidup ini. Sebuah kekecewaan berakhir dengan kesenangan. Kegundahan berkakhir dengan kebahagiaan. Patah semangat berakhir dengan kemenangan.

Ya Allah yang Maha Membulak-balikan Hati, tetapkanlah Hatiku ini dalam Jalan Mu yang lurus dan benar. Amien.

AKHIRNYA PIHAK HOTEL MEMINTA MAAF

Pagi hari yang cerah saya buka jendela kamar. Sepertinya matahari telah mulai memperlihatkan cahayanya. Diantara semburan sinar merah dan kuning, saya ajak Erwin yang semalam menemani saya menginap di hotel Intan untuk makan pagi. Sepertinya hati ini masih saja diliputi perasaan kecewa mendalam karena kejadian penolakan oleh Hotel Grand Situ Buleud. Pagi saya agak kebingungan menyatakan keputusan akankah saya lanjutkan menginap di Hotel ini ataukah saya pindah menginap di rumah saudaranya Erwin.

Terus terang hotel Intan ini bagus, namun sayang sepertinya kurang diperhatikan kebersihan dan kerapihannya sehingga terkesan kurang terurus. Saat pertama masuk kamar, terlihat banyak sekali debu menempel di pinggiran dinding dan di atas gorden. Sayang sekali ya. Untungnya semalam Erwin memutuskan untuk menemani saya menginap karena dia melihat kondisi saya lagi sedih dan kecewa. Kadang saya bercanda, hingga tidak terasa jam sudah menunjukkan jam 11 malam. Sepertinya saya harus segera tidur agar besok tidak terlambat bangun.

Hampir setiap jam saya bangun. Saya tidak tahu kenapa hal ini bisa terjadi. Jam 3.30 saya cuci muka saya dengan air dingin. Rasanya segar sekali berwudlu untuk kemudian shalat tahajud. Rindu sekali rasanya dengan suasana indah penuh kekhusuan. Do’a indah terpanjat kehadirat Nya. Saya hanya berharap Allah memberikan saya yang terbaik di hari ini dan ke depannya. Semoga Allah juga melapangkan hati dan dada saya dengan masalah yang ada. Do’a dan Al Qur’an suci terlantun hingga tanpa sadar adzan subuh telah terdengar tidak jauh dari hotel. Ingin sekali rasanya keluar kemudian berjama’ahsubuh di masjid. Namun harus diurungkan mengingat tidak tahunya jalan ke sana. Jadi terpaksa shalat subuh di kamar.


Setelah makan pagi, Erwin pamit pulang untuk mengambil motor yang dititipkan di saudaranya. Dia berjanji akan menjemput saya jam 7.30 pagi. Saya sempatkan melihat kolam renang. Rasanya ingin sekali nyebur, namun sayang waktunya mepet sehingga saya harus kembali ke kamar untuk mandi dan siap-siap sebelum Erwin datang.

Tepat jam 07.30 Erwin datang mengetuk pintu kamar. Setelah itu saya langsung meluncur turun dan bermaksud ke reseptionis hotel untuk menitipkan laundry pakaian dan konfirmasi memperpanjang waktu penginapan hingga keesokan harinya. Setelah itu saya dengan dibonceng Erwin melaju ke kawasan Bukit Indah.

Setelah kira-kira 30 menit menaiki motor, kami sampai di customer tepat pukul 08.00. Ada perasaan tidak enak juga sih khawatir mengganggu mereka pada jam sepagi ini.

Alhamdulillah pekerjaan perbaikan dan instalasi part berjalan lancar setelah sebelumnya berjibaku dengan obeng dan screw serta alat pertukangan lainnya. Sungguh agak rumit dengan part semi konduktor ini. Ada rasa kepuasan tersendiri saya selesai kemudian me-re-start alat tanpa kendala. Sepertinya masih banyak yang harus dikerjakan karena agenda kalibrasi sudah menunggu.

Saat itu teman kantor – Pak Agus – meminta izin untuk menelpon. Saya izinkan dan ternyata dia hanya tanya sedikit tentang alamat sertificate yang akan dikirmkan ke Surabaya. Dia juga sempat berpesan untuk focus ke pekerjaan tanpa perduli dengan urusan Hotel Grand Situ Buleud karena dia akan mengurus tentang komplain ini.

Selang 30 menit setelah pak Agus telepon, tiba-tiba ada nomor local dari Purwakarta yang masuk. Saya tahu sepertinya ini dari hotel Grand Situ Buleud karena sempat menghafal nomor yang bermasalah ini.

Sapaan manis dari seorang officer perempuan sepertinya mengingatkan saat saya dikonfirmasi hari senin yang lalu. Saya coba tanyakan hal ini dan dia mengiyakan. Nama officer ini adalah Dian. Dia sangat menyesal telah melakukan kesalahan ini kepada saya. Sebagai bentuk permintaan maaf dari pihak hotel akan mengirimkan surat ke kantor berisi permintaan maaf dan memberikan jatah menginap gratis semalam di suite room. Namun harus konfirmasi dulu mengenai waktunya. Saya iyakan semuanya dan kemudian memberikan alamat lengkap kantor dan fax nomornya. Bu Dian juga menanyakan kapan fasilitas itu akan diambil. Tanpa pikir panjang saya minta malam ini juga kalau bisa. Bu Dian menyetujuinya. Saya juga tidak lupa minta no HP beliau agar jika officernya miss komunikasi saya bisa langsung konfirm ke HP dia.

Alhamdulillah ternyata Allah membalas do’a-do’a saya semalam. Saya jadi malu sekali dengan Nya. Dengan mudahnya Allah balikan keadaan yang penuh kekecewaan menjadi sebuah kebahagian dan kemenangan.

Segera saya telepon Pak Agus untuk menghentikan proses komplain dia ke hotel ini. Di sempat kaget mengenai hal ini. Dia hanya berpesan untuk tetap bersikap baik dan wajar karena kemungkinan pihak hotel akan sangat menjaga sekali sikapnya terhadap saya.

Planing segera saya ubah. Yang tadinya akan melanjutkan menginap di Hotel Intan saya cancel. Saya minta Edwin untuk ambil baju dan barang lainnya di Hotel Intan untuk kemudian check out. Saya sudah jelaskan semuanya sampai-sampai Erwin kaget karena cepatnya jawaban mereka atas komplain yang kita sampaikan kemarin.

Perkataan Pak Agus ternyata benar. Saat saya tiba di front office hotel, Pak Edwin yang kemaren bersikap agak kurang bersahabat berubah menjadi baik sekali. Tanpa ditanya apa-apa, saya langsung dipersilahkan untuk masuk ke kamar no 100.

Masyaallah.. Gede juga kamarnya. Sampai Erwin teman saya kaget dan senang akan hal ini. Saya sempat minta dia untuk temani saya malam ini, namun dia menyarankan kepada saya untuk sendiri dulu biar bisa istirahat cukup. Dia berjanji akan menemani saya keesokan harinya.

Alhamdulillah ya Allah.. Saya rasakan karunia Mu itu sangatlah besar. Hamba hanya bisa bersyukur dan bersujud kepada Mu. Semoga Hari-hari ke depan penuh dengan Karunia dan Ampunan Nya. Amien.

DITOLAK HOTEL DI PURWAKARTA

Mungkin ini sebuah pengalaman yang tak kalah seru terkait dengan rangkaian perjalanan dinas ke luar kota. Setelah sebelumnya pergi ke Surabaya selama 3 hari minggu yang lalu, minggu ini saya dijadwalkan untuk pergi ke Purwakarta. Perjalanan dinas kali ini intinya adalah sama seperti halnya kunjungan sebelumnya dalam rangka perbaikan dan kalibrasi alat. Ya semenjak kepindahan di tempat kerja yang baru ini, selalu saja dipadati dengan agenda kunjungan customer. Biasanya tidak sampai menginap mengingat tidak terlalu lama atau jarak yang tidak jauh. Namun kalau sampai Surabaya dan Purwakarta, ya terpaksa menginap.

Perjalanan dinas ini telah direncanakan sebulan sebelumnya. Memang waktu itu telah menerima konfirmasi dari customer perihal perbaikan ini sebulan sebelumnya. Dikarenakan kesibukan dan adanya agenda ke Surabaya bersama teman dari Philipine, akhirnya baru bisa terlaksana pada tanggal 08 – 13 Juni 2008. Memang kalau dipikir tidak terlalu jauh perjalanan dari Bogor ke Purwakarta ini. Lama perjalanan kalau ditempuh dengan mobil pribadi atau Taxi hanya sekitar 2-3 jam. Kalau dengan bis mungkin bisa agak lambat sekitar 3-4 jam karena alasan bergonta-gantinya bis. Sehingga dengan alasan itu pula menjadikan hotel menjadi alternatif tempat menginap di Purwakarta.

Searching dan Browsing via internet mengenai hotel-hotel yang ada di Purwakarta alhamdulillah menghasilkan berbagai macam type dan jenis hotel. Ada yang berbintang 4 hingga kelas melati. Seorang teman dekat di Purwakarta – Erwin – malah menyarankan untuk tinggal di rumahnya. Namun sepertinya agak kurang enak jika tinggal di rumahnya, mengingat ini bukan liburan atau perjalanan santai lainnya. Namun tawaran itu tetap jadi pertimbangan biar bisa tetap silaturahim dengan orang tuanya.


Ada sekitar 10 nama hotel untuk menjadi alternatif tujuan menginap di Purwakarta. Ada satu hotel berbintang 4 di lokasi yang sangat dekat dengan customer. Namun sepertinya harus dihapuskan dulu, mengingat harganya mahal sekali dan lokasinya jauh dengan pusat kota. Pencarian pun dimulai dengan mencoba menelpon satu persatu. Teman saya menyarankan 2 tempat yang bagus yaitu Grand Situ Buleud Hotel dan Intan Hotel.

Sesuai saran teman, akhirnya saya putuskan untuk mencoba mengkonfirmasi keduanya. Setelah dapat konfirmasi harga dan lokasi, akhirnya putusan itu jatuh ke Grand Situ Buleud Hotel. Lokasinya cukup strategis karena dekat sekali dengan pusat kota. Hari Jum’at 06 Juni 2008, saya booking hotel tersebut selama 5 hari dari hari Senin sampai Jum’at (9 -13 Juni 2008). Petugas receptionistnya menyetujui dan meminta no telp HP dan Kantor saya. Katanya mereka akan konfirmasi ulang lagi.

Perjalanan ke Purwakarta ini ternyata harus mengalami penundaan sekitar 1 hari karena adanya meeting yang sangat penting di Jakarta. Bos saya juga menyarankan untuk menundanya terlebih dahulu mengingat pentingnya meeting itu. Alhamdulillah customer di Purwakarta tidak keberatan dengan penundaan ini. Mereka sempat kaget juga sih pada saat saya bilang akan ditunda, tapi ketika bilang hanya 1 hari akhirnya mereka juga mengerti.

Hari Senin pagi tanggal 9 Juni 2008 saat saya sedang meeting dengan customer di Jakarta, saya terima telepon dari officer Hotel Grand Situ Buleud untuk konfirmasi. Telepon itu saya ingat sekitar jam 09.30 pagi. Katanya sih konfirmasi ini untuk memastikan kalau saya jadi booking dan menginap di hotel tersebut agar dapat dipersiapkan. Saya mengiyakan konfirmasi tersebut.

Perjalanan dinas ini dimulai sekitar jam 3 sore dari rumah. Hari itu setelah meeting, saya pulang terlebih dahulu untuk membawa barang bawaan yang lumayan agak berat. Terus terang, biasanya saya pakai koper besar untuk memasukan semua keperluan termasuk alat-alat perbaikan, dokument terkait, lap top dan pakaian. Namun dengan alasan kepraktisan dan tidak mau direpotkan saat naik turun bus, akhirnya saya pisahkan menjadi dua tas yaitu yang digendong dan yang dijinjing.

Hari itu di Parung Bogor kondisi mendung dan akan turun hujan. Saya memutuskan untuk naik Taksi Blue Bird ke BSD. Setelah 30 menit menunggu di rumah sambil bermain dengan Fawwaz – Anak saya yang masih berumur 10 bulan – akhirnya taksi Blue Bird datang. Tak lama kemudian saat saya sudah di Taksi dan meluncur ke BSD, hujan deras mengguyur kami tepatnya di daerah Puspitek hingga Rawa Buntu. Anehnya di BSD Plaza malah terang benderang tanpa ada tanda-tanda bekas hujan.

Dari BSD, saya berencana akan melanjutkan perjalanan ke UKI Cawang dengan menggunakan bus Agra Mas jurusan Tangerang – Cikarang. Setelah menunggu sekitar 30 menit, akhirnya bus dengan warna merah ini datang menghampiri. Terus terang semenjak adanya bus ini perjalanan dinas saya selama ini sangat terbantu. Trayek bus ini hampir semuanya lewat tol, jadinya bebas macet.

1 jam kemudian saya tiba di UKI Cawang. Kebingungan mulai muncul saat mencari dan memilih bus yang akan membawa saya ke Purwakarta. Teman saya sempat berpesan untuk menaiki jurusan Purwakarta atau Subang. Setelah ditunggu hampir 30 menit, akhinrya bus Maya Raya jurusan Purwakarta datang. Tanpa basa-basi saya langsung masuk dan mencari tempat duduk kosong. Sepertinya akan menjadi perjalanan panjang mengingat tidak ada orang di sebelah yang bisa diajak ngobrol dan nanya-nanya di Purwakarta. Agak bingung juga sih saat teman sms untuk berhenti di “STS Sadang”. Awalnya saya berfikir kalau STS itu adalah “Station Kereta Api”, namun penumpang sebelah yang naik di Pondok Gede Timur bilang STS adalah “Sadang Terminal Square” alias Mall di dekat lampu merah perempatan terbesar di Purwakarta. Oo ternyata..

Namanya adalah Taufik, bekerja di Pembiayaan sebagai Akuntan di bilangan Bekasi. Beliau sudah menikah dan tinggal di Cikampek. Sebuah perjalanan yang menyenangkan apalagi saat dia bercerita tentang Purwakarta dan Jatiluhur. Tak lupa dia menanyakan tujuan saya ke Purwakarta. Tukar-menukar cerita tentang keluarga dan pekerjaan menjadi topik lainnya sampai akhirnya dia pamit karena akan turun setelah Pintu Tol Kopo. Katanya sih setelah itu dia akan menggunakan motor yang dititipkan di sana menuju ke rumahnya yang hanya berjarak 5 km. Saya masih harus meneruskan perjalanan menuju STS Sadang yang katanya hanya sekitar 10 menit. Beruntung bapak di seberang tempat duduk akan turun di STS juga. Jadinya saya berpesan kepada bapak itu untuk mengajak saya saat akan turun.

Turun di Lampu Merah perempatan Purwakarta rasanya seperti turun di kampung halaman, mengingat bahasa yang terdengar rata-rata bahasa Sunda. Erwin bilang di tunggu di seberang Ramayana, tepatnya di depat Alfa Mart. Saat bertemu sempat kaget karena ternyata Erwin agak gemuk dari terakhir ketemu sekitar 2 tahun yang lalu. Dia mengajak untuk makan malam dengan goreng ayam kampung. Lumayan enak dan murah sih, meski agak bingung karena makan sendiri.

Perjalanan dengan menggunakan motor yang dibawa Erwin dilanjutkan ke Hotel Grand Situ Buleud. Tempatnya lumayan bagus karena berhadapan dengan Danau Situ Buleud. Setelah parkir, saya masuk menuju receptionist untuk Check In. Namun saya kaget setelah menerima jawaban dari seorang receptionist laki-laki bernama Edwin. Katanya saya tidak bisa menginap di hotel ini dengan alasan kamarnya penuh alias full book. Saya sempat kaget mengingat pagi harinya saya terima konfirmasi adanya kamar yang kosong dari officer perempuan. Sempat beradu pendapat dan kesal sekali karena dia selalu menjawab minta maaf dan tidak bisa memberikan solusi permasalahan saya. Terus terang saya kaget dan kesal sekaligus kecewa berat dengan kinerja Hotel yang katanya punya PEMDA Purwakarta ini. Kalau sekiranya saya tidak dikonfirmasi dan tidak booking, mungkin saya bisa mengerti dengan hal ini. Tetapi setelah sebelumnya dikonfirmasi ketersediaan dan sekarang tidak bisa adalah sebuah keteledoran.

Saat minta untuk ketemu Manager atau Direktur hotel tersebut, jawabannya bagus sekali. Dia bilang HP Managernya sudah 2 hari tidak aktif, dan Direkturnya tidak mungkin dihubungi. Saya minta untuk dapat bicara dengan officer pagi, namun dijawab dengan jawaban yang sama yaitu HP nya tidak aktif dan dia tidak menerima hal ini sebelumnya alias miss komunikasi. Saya juga bingung kok hotel yang lumayan bagus ternyata ada miss komunikasi dan seenaknya menolak tamu yang sebelumnya sudah konfirm.

Di tengah kekecewaan itu akhirnya saya telepon teman yang mantan officer Hotel Arya Duta di Karawaci. Dia sempat kaget dan bingung. Dia sempat minta ngomong ke receptionistnya, namun dijawab dengan jawaban yang sama tanpa ada solusi. Akhirnya dia mengancam akan melaporkan hal ini ke Asosiasi Perhotelan yang dia kenal.

Terus terang baru kali ini saya DITOLAK oleh Hotel yang lumayan terkenal ini. Selama ini jika saya ke luar kota atau ke luar negeri tidak pernah bermasalah seperti ini. Ataukah karena saya orang swasta yang jauh dari Purwakarta, bukan orang PEMDA atau pemerintahan, tidak dapat menginap disana. Kecewa, marah, sedih dan capek sekali. Rasanya ingin mengamuk dan bilang ke setiap tamu yang ada tentang kebobrokan hotel ini. Namun apa daya saya bukan orang Pemerintahan Purwakarta. Saat itu saya lihat di depan ada spanduk tentang training Dept. / Dinas Perikanan. Yah kalau mau suudhon, mungkin ini alasan kenapa mereka dengan sepihak menolak kedatangan saya di Purwakarta ini. Terus terang akan saya ingat baik-baik hal ini sebagai sebuah kenangan mengecewakan dengan sikap PEMDA Purwakarta.

Kekecewaan sama sekali tidak dipikirkan oleh mereka. Mereka tidak memikirkan bagaimana jauhnya perjalanan saya. Terus terang kecewa sekali dengan Purwakarta yang katanya indah dan ramah. Biarlah saya menginap di pinggir danau Situ Buleud, atau di Masjid atau dimanapun itu. Biarkanlah hati ini yang memilih akan kemana melangkah. Duh robbi rasanya kecewa sekali dengan hal ini. Tapi hamba tahu skenario Mu yang indah meski kadang penuh dengan perjuangan.

Semoga hal ini tidak mengganggu perjalanan dinas untuk service dan perbaikan di customer saya. Semoga Allah memperlancar pekerjaan saya sehingga saya bisa persembahkan sebuah kerja keras dan perjuangan terbaik demi sebuah cita-cita dan kepuasan customer saya. Amien.


Malam sepi dan dingin di wilayah PURWAKARTA,

Senin, 09 Juni 2008



Hakikat Sebuah Do'a

Do'a tulus dan ikhlas membumbung tinggi jauh ke angkasa menhalau semua awan dan rintangan. Sungguh Allah Maha Tahu akan kesulitan Hamba Nya. Teringat sebuah ayat Al Quran. Ud'uni Astajib Lakum (berdo'alah niscaya Aku kabulkan). Setidanya kemarin saya kembali mengalami sebuah kasih sayang Nya.

Hari Ahad saya harus pergi ke Surabaya untuk urusan pekerjaan. Kebetulan pekerjaan ini menuntut saya untuk menginap selama 3 hari. Berangkat ke Surabaya jam 16.00 dengan Pesawat Garuda Indonesia. Sebelumnya saya sudah pesan Taksi Bluebird yang kebetulan pengemudinya adalah sepupu saya. Rencananya akan berangkat dari Rumah jam 13.00 karena harus menjemput teman di Lippo Karawaci jam 14.00. Namun ternyata Taksi mengalami keterlambatan hingga 30 menit. Terpaksa saya jemput agak telat sekitar 14.45. Sempat bos saya agak marah karena saya telat dan dia khawatir saya akan terlambat.

Sepanjang perjalanan saya hanya bisa berdo'a semoga Allah sampaikan tepat waktu dan tidak ada halangan. Meski harus berjuang dengan macet dan segala hal di jalan, hingga nyasar pas mau ke Bandara karena Sepupu tidak tahu jalannya, akhirnya sampai juga sekitar jam 15.30. Secepatnya saya dan teman lari ke tempat Check in dan berharap agar bisa segera dapat boarding pass.


Sayang kita berada di antrian terakhir. Namun saya tetap berdo'a semoga tidak ada masalah. Kaget juga saat dipanggil nomor pesawat saya. Ternyata antrian saya yang di depan adalah penumpang keberangkatan selanjutnya (17.00) yang sedianya berangkat ternyata dicancel. Sempat heran kenapa petugas check in menelpon menggunakan HP tentang saya dan teman saya ini. Namun akhirnya saya dapatkan juga ticket tersebut.

Sambil berjalan saya hanya mengobrol dan bercanda dengan teman dari Philipine ini. Tak lupa kami bercerita tentang perjalanan ke Surabaya sebelumnya. Tiba di tempat boarding saya lihat jam sudah menunjukan jam 15.45. Saya pamit ke teman untuk shalat ashar di Mushola yang ada di bawah. Alhamdulillah shalat selesai meski tidak sempat do'a dan dzikir karena telah ada panggilan boarding pesawat saya.

Buru-buru saya lari dan mencari teman saya. Alhamdulillah tidak terlalu lama dan akhirnya saya masuk ke pesawat. Ada sebuah keanehan, no ticket saya dan teman ternyata ada di kelas excecutive. Sempat bingung juga sih, soalnya pertama booking minta kelas economy dan juga bayar harga ticket economy. Saya sempat tanyakan ke temanku ini, tapi dia tetap bersikukuh no ini benar. Ya sudahlah.. saya diam dan duduk saja.

Ternyata, karena adanya pesawat yang dicacel menjadikan sebagian penumpannya dipindah ke pesawat saya dan pesawat selanjutnya. Akibatnya kelas economy yang harusnya saya tempati penuh, dan kami duduk di kelas executive. Alhamdulillah ya Allah. Ternyata do'a saya untuk bisa datang tidak terlambat dan tidak bermasalah berbuah sebuah anugerah yang tidak pernah saya bayangkan.

Saya semakin yakin bahwa Allah akan selalu berada bersama kita saat sulit dan senang. Terima kasih Ya Allah, hamba bersyukur atas Nikmat dan Karunia Mu selama ini.


This page is powered by Blogger. Isn't yours?

Subscribe to Posts [Atom]