Monday, September 11, 2006
Ramadhan Indah yang selalu dinanti.
Teringat akan kenangan indah beberapa tahun lampau di sebuah kampung di sebuah kota kecil Ciamis dalam menyambut bulan indah penuh berkah –Ramadhan-. Bulan yang senantiasa dinanti oleh semua orang tak terkecuali kami. Persiapan Ramadhan itu memang benar-benar berarti. Diawali dengan bersih-bersih masjid yang dilakukan hampir semua pemuda dan orang tua, kemudian ke rumah-rumah kami bahkan hingga lingkungan sekitar. Kuburan kembali juga ramai dengan orang-orang yang ingin berziarah sambil membersihkan dari rumput yang tumbuh dan daun-daunan yang berserakan. Persiapan itu diakhiri dengan bersih-bersih badan sehari menjelang Ramadhan.
Malam pertama selalu saja ramai mesjid-mesjid didatangi orang-orang yang ingin melakukan ibadah shalat magrib, isya dan dilanjut “taraweh”. Keesokan harinya kajian dan tadarusan menjadi penghias setiap hari. Hingga akhirnya ifthar jama’i (buka bersama) menjadi pangkal penantian dan penutup puasa. Duh indahnya. Akankah hal itu saya rasakan juga disini di tempat saya tinggal yang jauh dari kampung halaman sewaktu kecil.
Tanpa terasa sudah hampir setengahnya bulan Sya’ban berlalu yang berarti setengah bulan lagi Ramadhan itu menyapa kita. Seakan kembali mengingatkan bulan Suci Ramadhan yang selalu diagung-agungkan serta dinanti oleh rasulullah dan para sahabatnya jauh-jauh hari sebelumnya. Do’a indah itu selalu saja yang teringat.
Ya Allah Berkahi kami di bulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikanlah Kami ke bulan Ramadhan.
Mengingat itu semua menjadikan saya dan teman-teman satu pengajian bertekad untuk bersiap menyambut Bulan Ramadhan itu dengan amalan terbaik kami. Memang ini masih jauh dibandingkan dengan apa yang telah Rasulullah dan para sahabat lakukan. Namun inilah yang bisa kami lakukan. Ada sebuah harapan serta persiapan itu adalah dengan mengadakan sebuah peningkatan kualitas ibadah kami saat ini. Diantara persiapan yang dilakukan itu adalah :
a. Puasa sunnah di bulan Sya’ban
Setidaknya puasa 3 hari (Yaumul Bith) atau boleh juga puasa senin-kamis. Ini untuk melatih tubuh kita menjelang puasa sebulan. Dengan kita sering berlatih berpuasa, niscaya ramadhan nanti akan terasa nyaman sehingga ibadah lebih optimal.
b. Qiyamul lail minimal 4 kali dalam seminggu.
Setiap bulan ramadhan yang menjadi ciri khas adalah adanya shalat tarawih. Dengan melatih mengerjakan Qiyamul Lail, mudah-mudahan kita juga menjadi terbiasa untuk melakukannya setiap malam di bulan ramadhan. Ingatlah pahala di bulan Ramadhan sungguh sangat berlimpah.
c. Tilawah 1 juz setiap hari.
Tilawah atau tadarusan merupakan keseharian yang harus senantiasa di jaga di bulan Suci nanti. Jadi sudah sewajarnya kita juga harus persiapkan hal itu agar bisa konsisten untuk senantiasa berada dekat dengan Al Quran.
d. Membaca buku tentang Ramadhan seperti Fiqh Puasa dll.
Biar puasanya lebih mantap, tentunya perlu juga tahu tentang ilmu-ilmu dasarnya baik fiqih puasa ataupun kaifiatnya. Pokoknya banyak sekali manfaat yang bisa didapat jikalau kita berpuasa setelah mengetahui ilmunya.
e. Meminta maaf kepada Orang Tua, Saudara-saudara dekat dan juga tetangga dekat rumah.
Mungkin ini agak kurang populer ya. Biasanya etika meminta maaf adalah ketika menjelang Lebaran saja. Namun ternyata Rasulullah mencotohkan sebaliknya. Hendaknya kita bisa masuki bulan ramadhan dengan hati yang bersih bebas dari kesalahan dan dosa. Insyaallah keutamaannya akan dapat kita raih.
Selain persiapan diri pribadi, ternyata ada juga persiapan penyambutan lainnya yang dikemas dalam sebuah kegiatan PQR (Paket Qiyamu Ramadhan). Yang jelas adalah mari kita persiapkan diri kita dan juga lingkungan kita untuk menyambut bulan suci yang dirindukan. Karena kita tahu apakah kita akan bertemu lagi dengan nya pada tahun depan, dua tahun depan dst..
Allahumma bariklana fi sya'bana, Wabaligna Ramadhan..
Malam pertama selalu saja ramai mesjid-mesjid didatangi orang-orang yang ingin melakukan ibadah shalat magrib, isya dan dilanjut “taraweh”. Keesokan harinya kajian dan tadarusan menjadi penghias setiap hari. Hingga akhirnya ifthar jama’i (buka bersama) menjadi pangkal penantian dan penutup puasa. Duh indahnya. Akankah hal itu saya rasakan juga disini di tempat saya tinggal yang jauh dari kampung halaman sewaktu kecil.
Tanpa terasa sudah hampir setengahnya bulan Sya’ban berlalu yang berarti setengah bulan lagi Ramadhan itu menyapa kita. Seakan kembali mengingatkan bulan Suci Ramadhan yang selalu diagung-agungkan serta dinanti oleh rasulullah dan para sahabatnya jauh-jauh hari sebelumnya. Do’a indah itu selalu saja yang teringat.
Ya Allah Berkahi kami di bulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikanlah Kami ke bulan Ramadhan.
Mengingat itu semua menjadikan saya dan teman-teman satu pengajian bertekad untuk bersiap menyambut Bulan Ramadhan itu dengan amalan terbaik kami. Memang ini masih jauh dibandingkan dengan apa yang telah Rasulullah dan para sahabat lakukan. Namun inilah yang bisa kami lakukan. Ada sebuah harapan serta persiapan itu adalah dengan mengadakan sebuah peningkatan kualitas ibadah kami saat ini. Diantara persiapan yang dilakukan itu adalah :
a. Puasa sunnah di bulan Sya’ban
Setidaknya puasa 3 hari (Yaumul Bith) atau boleh juga puasa senin-kamis. Ini untuk melatih tubuh kita menjelang puasa sebulan. Dengan kita sering berlatih berpuasa, niscaya ramadhan nanti akan terasa nyaman sehingga ibadah lebih optimal.
b. Qiyamul lail minimal 4 kali dalam seminggu.
Setiap bulan ramadhan yang menjadi ciri khas adalah adanya shalat tarawih. Dengan melatih mengerjakan Qiyamul Lail, mudah-mudahan kita juga menjadi terbiasa untuk melakukannya setiap malam di bulan ramadhan. Ingatlah pahala di bulan Ramadhan sungguh sangat berlimpah.
c. Tilawah 1 juz setiap hari.
Tilawah atau tadarusan merupakan keseharian yang harus senantiasa di jaga di bulan Suci nanti. Jadi sudah sewajarnya kita juga harus persiapkan hal itu agar bisa konsisten untuk senantiasa berada dekat dengan Al Quran.
d. Membaca buku tentang Ramadhan seperti Fiqh Puasa dll.
Biar puasanya lebih mantap, tentunya perlu juga tahu tentang ilmu-ilmu dasarnya baik fiqih puasa ataupun kaifiatnya. Pokoknya banyak sekali manfaat yang bisa didapat jikalau kita berpuasa setelah mengetahui ilmunya.
e. Meminta maaf kepada Orang Tua, Saudara-saudara dekat dan juga tetangga dekat rumah.
Mungkin ini agak kurang populer ya. Biasanya etika meminta maaf adalah ketika menjelang Lebaran saja. Namun ternyata Rasulullah mencotohkan sebaliknya. Hendaknya kita bisa masuki bulan ramadhan dengan hati yang bersih bebas dari kesalahan dan dosa. Insyaallah keutamaannya akan dapat kita raih.
Selain persiapan diri pribadi, ternyata ada juga persiapan penyambutan lainnya yang dikemas dalam sebuah kegiatan PQR (Paket Qiyamu Ramadhan). Yang jelas adalah mari kita persiapkan diri kita dan juga lingkungan kita untuk menyambut bulan suci yang dirindukan. Karena kita tahu apakah kita akan bertemu lagi dengan nya pada tahun depan, dua tahun depan dst..
Allahumma bariklana fi sya'bana, Wabaligna Ramadhan..
Subscribe to Posts [Atom]