Sunday, September 30, 2007
My Last Day In the Previous Company
20 September 2007
Hari ini adalah hari terakhir saya bergabung dengan perusahaan lama. Sungguh hari yang sangat melelahkan sekaligus menegangkan. Bayangkan saja sudah hampir lima tahun bekerja semenjak pertama lulus kuliah. Mungkin tidak akan bisa dilupakan bagaimana kenangan, perjuangan, pengorbanan, beban, derita, suka, senang, bahagia, sedih dan juga kemenangan bercampur baur menjadi satu. Terkadang sulit dan berat sekali saat harus meninggalkan semuanya. Namun jika melihat bagaimana pengorbanan dan juga derita yang dialami setidaknya 6 bulan yang lalu, cukuplah sudah menjawab semua alasan yang ditanyakan setiap orang saat akan berpamitan.
Maafkan atas semua salah dan alpa, khilaf dan lupa. Tetesan air mata mungkin saja terjadi. Tapi tidak dengan saya. Setidaknya ada sebuah beban yang terlepaskan. Seakan menjadi sebuah busur yang dilepaskan, siap melanglang buana mencari sebuah tujuan hidup. Kembali seperti bayi yang dilahirkan dan saat seperti kupu-kupu yang keluar dari kepompong. Indahnya ya Allah.
Setidaknya... Hari ini juga merupakan tonggak awal baru saya untuk memulai kembali hidup, menata kembali harapan, menuai sebuah asa di tempat baru. Bukan tidak mungkin tempat baru tidak akan lebih baik. Namun itu semua sangatlah bergantung dari bagaimana kita bisa melihat dan menyosong masa depan.Dua perasaan sekaligus berpadu. Senang dan Sedih sekaligus juga perasaan bersalah dan kemenangan. Saat sore hari akhirnya saya harus menyerah pada keadaan. Puasa yang telah dilakukan semenjak pagi akhirnya harus berakhir karena keluhan sakit dan sesak napas. Mungkinkah karena berbagai macam perasaan yang berpadu, ataukah memang karena kondisi tubuh tidak mendukung.
Namun seindah apapun semuanya tergandung pada Mu ya Allah. Setidaknya rasa syukur dan dhaif ada pada diriku ini. Saat inilah Engkau tunjukan sebuah kekuasaan. Meski rasa senang itu membludak memenuhi semua asa, namun tidak mampu menghalangi sebuah cobaan. Sekali lagi ucapan syukur dan permohonan ada pada Nya. Terima kasih ya Allah atas cobaan yang Engkau Timpakan. Izinkan aku untuk selalu berharap ya Allah.
Hari ini adalah hari terakhir saya bergabung dengan perusahaan lama. Sungguh hari yang sangat melelahkan sekaligus menegangkan. Bayangkan saja sudah hampir lima tahun bekerja semenjak pertama lulus kuliah. Mungkin tidak akan bisa dilupakan bagaimana kenangan, perjuangan, pengorbanan, beban, derita, suka, senang, bahagia, sedih dan juga kemenangan bercampur baur menjadi satu. Terkadang sulit dan berat sekali saat harus meninggalkan semuanya. Namun jika melihat bagaimana pengorbanan dan juga derita yang dialami setidaknya 6 bulan yang lalu, cukuplah sudah menjawab semua alasan yang ditanyakan setiap orang saat akan berpamitan.
Maafkan atas semua salah dan alpa, khilaf dan lupa. Tetesan air mata mungkin saja terjadi. Tapi tidak dengan saya. Setidaknya ada sebuah beban yang terlepaskan. Seakan menjadi sebuah busur yang dilepaskan, siap melanglang buana mencari sebuah tujuan hidup. Kembali seperti bayi yang dilahirkan dan saat seperti kupu-kupu yang keluar dari kepompong. Indahnya ya Allah.
Setidaknya... Hari ini juga merupakan tonggak awal baru saya untuk memulai kembali hidup, menata kembali harapan, menuai sebuah asa di tempat baru. Bukan tidak mungkin tempat baru tidak akan lebih baik. Namun itu semua sangatlah bergantung dari bagaimana kita bisa melihat dan menyosong masa depan.Dua perasaan sekaligus berpadu. Senang dan Sedih sekaligus juga perasaan bersalah dan kemenangan. Saat sore hari akhirnya saya harus menyerah pada keadaan. Puasa yang telah dilakukan semenjak pagi akhirnya harus berakhir karena keluhan sakit dan sesak napas. Mungkinkah karena berbagai macam perasaan yang berpadu, ataukah memang karena kondisi tubuh tidak mendukung.
Namun seindah apapun semuanya tergandung pada Mu ya Allah. Setidaknya rasa syukur dan dhaif ada pada diriku ini. Saat inilah Engkau tunjukan sebuah kekuasaan. Meski rasa senang itu membludak memenuhi semua asa, namun tidak mampu menghalangi sebuah cobaan. Sekali lagi ucapan syukur dan permohonan ada pada Nya. Terima kasih ya Allah atas cobaan yang Engkau Timpakan. Izinkan aku untuk selalu berharap ya Allah.
Thursday, September 27, 2007
The New Company Joined
Ya, saya teringat kembali akan kisah hidup yang telah dijalani. Mungkin sudah sekitar 5 bulan semenjak sebuah finalty telak menohok diriku. Setidaknya mulai dari situlah semua kesedihan dan derita berawal semenjak sebelumnya begitu indah dan menyenangkan. Ya tepatnya akhir Februari saya dapatkan sebuah surat berharga tentang sebuah kesalahan telak di kantor. Mau bilang apa, Mau mengelak bagaimana, Mau membela dengan apa. Karena memang itulah kondisinya. Tanpa bisa berkutik meski kata dan bukti telah diperlihatkan. Cukup sudahlah pembelaan yang dilakukan karena sepertinya percuma saja. Sidang mulia itu akhirnya harus ditutup dengan sebuah finalty decision. I get the last warning. Meski dihadiri oleh berbagai macam pejabat yang saya ketahui ternyata semuanya berpihak pada satu komando meski ada beberapa atasan dekat. Sudahlah, memang itulah akhir dari semua karir dan kesuksesan selama ini. Semuanya harus berakhir dengan sebuah kesalahan yang saya pikir tidak terlalu fatal.
Hari-hari kembali saya jalani meskipun terkadang hati berontak ingin mendapatkan sebuah kepastian sebuah kebenaran dan keadilan yang sepertinya tidak berpihak kepada saya. Semenjak hari itu saya saksikan bagaimana penatnya derita serta kesulitan yang dialami. Setiap harinya saya diharuskan pulang malam hanya untuk sebuah evaluasi pekerjaan yang terkesan terlalu didramatisir. Bahkah kalau perlu harus mendengarkan sebuah wejangan yang selalu menohok diri. Selalu saja alumni perguruan tinggi yang disebutkan tanpa tahu apa maksud dari semuanya. Selalu saja terpojok meskipun pembelaan akhir sudah dilakukan. Mengapa harus selalu saya yang menjadi korban dan derita, padahal saya tahu pekerjaan ini dihandle oleh team sebanyak 3 orang. Tapi sudahlah memang demikian adanya.
Derita itu kembali mendera setelah sebelumnya yang belum juga tuntas. Saya ingat sekali perasaan sedih, jengkel dan juga marah ingin sekali saya tumpahkan. Namun apa daya, kembali dihadapkan pada sebuah kenyataan bahwa saya adalah bawahan yang tidak berarti. Tepatnya awal April cobaan terberat mendera. Harus kutelan pahitnya sebuah kekalahan saat pembelaan. Hanya karena melakukan cuti yang merupakan hak setiap orang, ternyata menjadi tonggak penderitaan. Apalagi saat berkata jujur kepentingan apakah dengan cutiku itu. Bukannya membela hak cuti, malah yang ada adalah tohokan yang menghujam dada. Mereka tidak terima alasan cutiku meski kutahu saya boleh melakukan apapun meski tidur seharian asalkan saja atasan menerima tanggal cutiku itu. Tapi sudahlah, setidaknya saya sudah mencatat bagaimana keadilan tidak ditegakkan di tempat ini.
Inilah awal saya untuk mencari pekerjaan di tempat lain. Cukup sudahlah pederitaan yang harus dialami. Setidaknya mulai hari itu puluhan lamaran saya kirimkan baik melalu email ataupun post. Biarkanlah Allah yang menentukan saya harus pindah kemana. Setidaknya sudah ada usaha ke arah sana. Saya tidak tahu harus kemana yang jelas gaji sama pun akan tetap saya terima meski jauh. Paling penting saat itu adalah bagaimana caranya keluar dari tempat lama.
Panggilan interview tidak pernah saya dapatkan. Namun tidak membuat saya putus asa. Meski beban pekerjaan lama kelamaan semakin banyak dan penuh. Pulang larut malam hanya untuk evaluasi yang menjemukan karena harus menerima kemarahan boss saja setiap harinya. Tapi alhamdullillah kesabaran selalu ada di dalam hati ini. Meskipun stress karena tekanan berakibat fatal pada ketahanan fisik. Ya sudah sekian banyak orang bilang saya terlihat sakit karena penurunan berat badan drastis. Sampai akhirnya saya bosan kemukakan alasan apa lagi agar mereka mengerti keaadan diriku ini.
Hari itu tiba, kesabaran yang selama ini aku pertahankan berbuah kepada sebuah hasil. Allah dengar do’a yang saya sampaikan setiap hari. Do’a sebuah kebaikan dan keadilan. Tidak banyak yang aku minta mengingat banyaknya dosa yang dilakukan. Yang terpenting Allah berikan yang terbaik atas semuanya. Saya tidak menderita di tempat ini kalau memang ini yang terbaik yang Allah diberikan. Tetapi jika ada yang lebih baik lagi, maka saya minta hal itu ya Allah.
Saya tidak ingat tanggal berapa itu. Yang jelas panggilan berbahasa asing menyapa HP Nokia kesayangan. Mereka menjelaskan semuanya hingga saya tahu ada company yang mencari pegawai melalui headhunter. Tanpa berbasa-basi saya sanggupi semua permintaannya. Keesokan harinya meskipun badan sakit karena flu, saya paksakan juga untuk pergi ke rental Internet hanya untuk mengirimkan CV (Curiculum Vitae) karena mereka membutuhkannya segera. Setelah saya kirimkan kembali mereka konfirmasi lewat telepon mengenai diri saya semuanya. Setelah itu hampir tiap hari selama 1 minggu saya terima panggilan telepon darinya.
Hari ini sudah sekitar 1 minggu tidak saya terima konfirmasi maupun telepon. Hal inipun tidak menjadi masalah mengingat saya juga disibukkan dengan kehadiran anugerah yang berarti di kehidupanku. Buah hati yang selama ini ditunggu akhirnya lahir meski harus mengalami cobaan yang berarti. Allah anugerahkan seorang laki-laki sehat dan kuat ke hadapan saya. Terima Kasih Ya Allah. Terima kasih atas Anugerah terbaikku ini. Terima kasih atas semuanya.
Masih saya ingat pada saat saya mengantarkan Istri dan Anak kontrol ke Rumah Sakit tepatnya 9 hari setelah kelahiran, Saya terima konfirmasi lagi untuk mengadakan interview. Karena mendadak dan tidak mungkin saya cuti, akhirnya kusanggupi jam 18.00 saya datang setelah pulang dari kantor. Mereka menyetujui meski meminta lebih sore lagi. Tapi sepertinya tidak mungkin mengingat kondisi kantorku saat itu.
Hari itu hari Senin. Alhamdulillah saya bisa sampai tepat waktu setelah sebelumnya berjuang melawan macet di jalan-jalan yang kulalui di Jakarta. Tidak lupa pula kuucapkan terima kasih pada kakakku yang selalu setia menemani lewat HP memandu perjalananku agar cepat dan selamat. Saya ingat waktu itu kalau mereka (headhunter dan owner) sanggat mengharapkan saya untuk datang. Setidaknya saya tidak mengecewakan mereka saat itu. Awalnya saya meminta nama perusahaan yang akan merekrut saya, namun mereka tidak mau menceritakannya sampai saya bertemu dengan ownernya secara langsung. Saya hanya menduga-duga saja nama companynya.
Pertemuan menengangkan itu akhirnya terjadi setelah sebelumnya saya menunggu sekitar 15 menit. Saya tidak menduga begitupun diantara mereka. Saat itu yang menginterview ada 3 orang, hanya satu ownernya yang mengetahui hal ini. Memang owner tidak cerita apapun tentang saya kepada bawahannya. Sehingga terkesan surprize buat mereka mengingat saya sudah kenal semuanya. Akhirnya interview itu diisi dengan obrolan hangat dan menyenangkan. Mereka bersyukur sekali saya datang dan sangat berharap saya bisa bergabung dengan mereka. Dijelaskan berbagai macam keuntungan serta jawaban pertanyaan saya dengan jelas dan meyakinkan. Akhirnya ditutup setelah 2 jam interview. Lama sekali ya, tapi tidak terasa mengingat mereka sangat wellcome sekali. Terakhir saya diberi brosur dan CD Christian Bautista sebagai souvenir karena saya tidak sempat hadir pada seminarnya. Tak lupa pula mereka mengucapkan selamat atas kelahiran bayiku itu. Sungguh menyenangkan...
Hari demi hari saya belum juga terima konfirmasi kejelasan tentang hasil interview kemarin. Ya sudahlah saya pasrah pada Allah pengatur semua urusan. Semoga ini anugerah terbaik dari Nya untuk saya. Akhirnya kabar itu datang melalu sms yang intinya adalah meminta agar saya memberikan salary detaily yang saya terima di tempat kerja. Mereka tidak ingin saya rugi saat pindah ke tempat baru itu. Hal itu saya penuhi meski harus mencuri-curi waktu kerja di kantor lama karena mereka memintanya hari itu juga dikirimkan via email.
Hari yang ditunggu itu akhirnya tiba. Mereka meminta saya datang kembali untuk salary negotiation. Alhamdulillah ya Allah, mudah-mudahan ini adalah final dari semuanya. Hari yang ditentukan itu akhirnya tiba. Saya minta memang jam 15.00 untuk pertemuannya agar saya bisa pergi ke kantor dulu kemudian izin setengah hari meski harus mengemukakan berbagai alasan. Seakan sudah tidak perduli dengan performance di kantor mengingat status saya saat itu adalah tinggal menunggu waktu dikeluarkan paksa.
Alhamdulillah ya Allah semuanya telah saya pasrahkan kehadapan Mu, Kedhaifan, Kelemahan dan kesalahan adalah sifat Hamba. Maafkanlah ya Allah. Izinkan Hamba bersyukur atas semua Karunia Mu. Meminta sebuah keberkahan atas semua pemberianMu..
Semua do’a kupanjatkan sebagai tanda syukur pada sujud terakhir shalat Ashar. Sebelumnya memang telah disetujui kedua pihak setelah negosiasi yang agak alot. Memang saya minta agar saya bisa bergabung setelah lebaran. Namun itu tidak disetujui mengingat padatnya agenda training di Luar Negeri. Akhirnya saya menerima juga setelah lama bernegosiasi. Mengingat sepertinya ini kali kedua saya ke Luar Negeri setelah sebelumnya ke Thailand tahun 2005 saat di kantor lama, dan nanti ke Philipine kemudian ke China. Subhanallah.
Hari itu saya kembali pulang dengan perasaan lega dan bahagia. Seakan mendapatkan sebuah anugerah yang paling berharga. Allah maha mengetahui segalanya setelah semua derita dan pengorbanan Allah berikan semua kebahagiaan yang selama ini diharapkan. Sebuah pekerjaan baru, gaji yang naik, fasilitas telepon, transfortasi, kesehatan semuanya full. Ditambah lagi fasilitas lap top dan juga training. Subhanallah.. Ya Allah jangan buat hamba ini takabar. Apalagi saat itu makan malam di restoran, taxi ke stasiun dan mendapatkan Kereta AC exekutif.
“jangan takabur ya.. ini yang selama ini ditakutkan. Selalu berserah diri kepadaNya di malam terakhir dalam sujud panjangmu. Semoga ini adalah anugerah dan nikmat Nya, bukan merupakan azab dan cobaan”
Duh Robbi malu sekali diri ini kepada Mu, terutama saat membaca SMS tausyiah dari istri tercinta. Terima kasih ya Allah Engkau berikan Istri shalehah yang selalu mengingatkan. Terima kasih... Terima Kasih ya Allah...
Hari-hari kembali saya jalani meskipun terkadang hati berontak ingin mendapatkan sebuah kepastian sebuah kebenaran dan keadilan yang sepertinya tidak berpihak kepada saya. Semenjak hari itu saya saksikan bagaimana penatnya derita serta kesulitan yang dialami. Setiap harinya saya diharuskan pulang malam hanya untuk sebuah evaluasi pekerjaan yang terkesan terlalu didramatisir. Bahkah kalau perlu harus mendengarkan sebuah wejangan yang selalu menohok diri. Selalu saja alumni perguruan tinggi yang disebutkan tanpa tahu apa maksud dari semuanya. Selalu saja terpojok meskipun pembelaan akhir sudah dilakukan. Mengapa harus selalu saya yang menjadi korban dan derita, padahal saya tahu pekerjaan ini dihandle oleh team sebanyak 3 orang. Tapi sudahlah memang demikian adanya.
Derita itu kembali mendera setelah sebelumnya yang belum juga tuntas. Saya ingat sekali perasaan sedih, jengkel dan juga marah ingin sekali saya tumpahkan. Namun apa daya, kembali dihadapkan pada sebuah kenyataan bahwa saya adalah bawahan yang tidak berarti. Tepatnya awal April cobaan terberat mendera. Harus kutelan pahitnya sebuah kekalahan saat pembelaan. Hanya karena melakukan cuti yang merupakan hak setiap orang, ternyata menjadi tonggak penderitaan. Apalagi saat berkata jujur kepentingan apakah dengan cutiku itu. Bukannya membela hak cuti, malah yang ada adalah tohokan yang menghujam dada. Mereka tidak terima alasan cutiku meski kutahu saya boleh melakukan apapun meski tidur seharian asalkan saja atasan menerima tanggal cutiku itu. Tapi sudahlah, setidaknya saya sudah mencatat bagaimana keadilan tidak ditegakkan di tempat ini.
Inilah awal saya untuk mencari pekerjaan di tempat lain. Cukup sudahlah pederitaan yang harus dialami. Setidaknya mulai hari itu puluhan lamaran saya kirimkan baik melalu email ataupun post. Biarkanlah Allah yang menentukan saya harus pindah kemana. Setidaknya sudah ada usaha ke arah sana. Saya tidak tahu harus kemana yang jelas gaji sama pun akan tetap saya terima meski jauh. Paling penting saat itu adalah bagaimana caranya keluar dari tempat lama.
Panggilan interview tidak pernah saya dapatkan. Namun tidak membuat saya putus asa. Meski beban pekerjaan lama kelamaan semakin banyak dan penuh. Pulang larut malam hanya untuk evaluasi yang menjemukan karena harus menerima kemarahan boss saja setiap harinya. Tapi alhamdullillah kesabaran selalu ada di dalam hati ini. Meskipun stress karena tekanan berakibat fatal pada ketahanan fisik. Ya sudah sekian banyak orang bilang saya terlihat sakit karena penurunan berat badan drastis. Sampai akhirnya saya bosan kemukakan alasan apa lagi agar mereka mengerti keaadan diriku ini.
Hari itu tiba, kesabaran yang selama ini aku pertahankan berbuah kepada sebuah hasil. Allah dengar do’a yang saya sampaikan setiap hari. Do’a sebuah kebaikan dan keadilan. Tidak banyak yang aku minta mengingat banyaknya dosa yang dilakukan. Yang terpenting Allah berikan yang terbaik atas semuanya. Saya tidak menderita di tempat ini kalau memang ini yang terbaik yang Allah diberikan. Tetapi jika ada yang lebih baik lagi, maka saya minta hal itu ya Allah.
Saya tidak ingat tanggal berapa itu. Yang jelas panggilan berbahasa asing menyapa HP Nokia kesayangan. Mereka menjelaskan semuanya hingga saya tahu ada company yang mencari pegawai melalui headhunter. Tanpa berbasa-basi saya sanggupi semua permintaannya. Keesokan harinya meskipun badan sakit karena flu, saya paksakan juga untuk pergi ke rental Internet hanya untuk mengirimkan CV (Curiculum Vitae) karena mereka membutuhkannya segera. Setelah saya kirimkan kembali mereka konfirmasi lewat telepon mengenai diri saya semuanya. Setelah itu hampir tiap hari selama 1 minggu saya terima panggilan telepon darinya.
Hari ini sudah sekitar 1 minggu tidak saya terima konfirmasi maupun telepon. Hal inipun tidak menjadi masalah mengingat saya juga disibukkan dengan kehadiran anugerah yang berarti di kehidupanku. Buah hati yang selama ini ditunggu akhirnya lahir meski harus mengalami cobaan yang berarti. Allah anugerahkan seorang laki-laki sehat dan kuat ke hadapan saya. Terima Kasih Ya Allah. Terima kasih atas Anugerah terbaikku ini. Terima kasih atas semuanya.
Masih saya ingat pada saat saya mengantarkan Istri dan Anak kontrol ke Rumah Sakit tepatnya 9 hari setelah kelahiran, Saya terima konfirmasi lagi untuk mengadakan interview. Karena mendadak dan tidak mungkin saya cuti, akhirnya kusanggupi jam 18.00 saya datang setelah pulang dari kantor. Mereka menyetujui meski meminta lebih sore lagi. Tapi sepertinya tidak mungkin mengingat kondisi kantorku saat itu.
Hari itu hari Senin. Alhamdulillah saya bisa sampai tepat waktu setelah sebelumnya berjuang melawan macet di jalan-jalan yang kulalui di Jakarta. Tidak lupa pula kuucapkan terima kasih pada kakakku yang selalu setia menemani lewat HP memandu perjalananku agar cepat dan selamat. Saya ingat waktu itu kalau mereka (headhunter dan owner) sanggat mengharapkan saya untuk datang. Setidaknya saya tidak mengecewakan mereka saat itu. Awalnya saya meminta nama perusahaan yang akan merekrut saya, namun mereka tidak mau menceritakannya sampai saya bertemu dengan ownernya secara langsung. Saya hanya menduga-duga saja nama companynya.
Pertemuan menengangkan itu akhirnya terjadi setelah sebelumnya saya menunggu sekitar 15 menit. Saya tidak menduga begitupun diantara mereka. Saat itu yang menginterview ada 3 orang, hanya satu ownernya yang mengetahui hal ini. Memang owner tidak cerita apapun tentang saya kepada bawahannya. Sehingga terkesan surprize buat mereka mengingat saya sudah kenal semuanya. Akhirnya interview itu diisi dengan obrolan hangat dan menyenangkan. Mereka bersyukur sekali saya datang dan sangat berharap saya bisa bergabung dengan mereka. Dijelaskan berbagai macam keuntungan serta jawaban pertanyaan saya dengan jelas dan meyakinkan. Akhirnya ditutup setelah 2 jam interview. Lama sekali ya, tapi tidak terasa mengingat mereka sangat wellcome sekali. Terakhir saya diberi brosur dan CD Christian Bautista sebagai souvenir karena saya tidak sempat hadir pada seminarnya. Tak lupa pula mereka mengucapkan selamat atas kelahiran bayiku itu. Sungguh menyenangkan...
Hari demi hari saya belum juga terima konfirmasi kejelasan tentang hasil interview kemarin. Ya sudahlah saya pasrah pada Allah pengatur semua urusan. Semoga ini anugerah terbaik dari Nya untuk saya. Akhirnya kabar itu datang melalu sms yang intinya adalah meminta agar saya memberikan salary detaily yang saya terima di tempat kerja. Mereka tidak ingin saya rugi saat pindah ke tempat baru itu. Hal itu saya penuhi meski harus mencuri-curi waktu kerja di kantor lama karena mereka memintanya hari itu juga dikirimkan via email.
Hari yang ditunggu itu akhirnya tiba. Mereka meminta saya datang kembali untuk salary negotiation. Alhamdulillah ya Allah, mudah-mudahan ini adalah final dari semuanya. Hari yang ditentukan itu akhirnya tiba. Saya minta memang jam 15.00 untuk pertemuannya agar saya bisa pergi ke kantor dulu kemudian izin setengah hari meski harus mengemukakan berbagai alasan. Seakan sudah tidak perduli dengan performance di kantor mengingat status saya saat itu adalah tinggal menunggu waktu dikeluarkan paksa.
Alhamdulillah ya Allah semuanya telah saya pasrahkan kehadapan Mu, Kedhaifan, Kelemahan dan kesalahan adalah sifat Hamba. Maafkanlah ya Allah. Izinkan Hamba bersyukur atas semua Karunia Mu. Meminta sebuah keberkahan atas semua pemberianMu..
Semua do’a kupanjatkan sebagai tanda syukur pada sujud terakhir shalat Ashar. Sebelumnya memang telah disetujui kedua pihak setelah negosiasi yang agak alot. Memang saya minta agar saya bisa bergabung setelah lebaran. Namun itu tidak disetujui mengingat padatnya agenda training di Luar Negeri. Akhirnya saya menerima juga setelah lama bernegosiasi. Mengingat sepertinya ini kali kedua saya ke Luar Negeri setelah sebelumnya ke Thailand tahun 2005 saat di kantor lama, dan nanti ke Philipine kemudian ke China. Subhanallah.
Hari itu saya kembali pulang dengan perasaan lega dan bahagia. Seakan mendapatkan sebuah anugerah yang paling berharga. Allah maha mengetahui segalanya setelah semua derita dan pengorbanan Allah berikan semua kebahagiaan yang selama ini diharapkan. Sebuah pekerjaan baru, gaji yang naik, fasilitas telepon, transfortasi, kesehatan semuanya full. Ditambah lagi fasilitas lap top dan juga training. Subhanallah.. Ya Allah jangan buat hamba ini takabar. Apalagi saat itu makan malam di restoran, taxi ke stasiun dan mendapatkan Kereta AC exekutif.
“jangan takabur ya.. ini yang selama ini ditakutkan. Selalu berserah diri kepadaNya di malam terakhir dalam sujud panjangmu. Semoga ini adalah anugerah dan nikmat Nya, bukan merupakan azab dan cobaan”
Duh Robbi malu sekali diri ini kepada Mu, terutama saat membaca SMS tausyiah dari istri tercinta. Terima kasih ya Allah Engkau berikan Istri shalehah yang selalu mengingatkan. Terima kasih... Terima Kasih ya Allah...
Subscribe to Posts [Atom]