Thursday, May 10, 2007

Samudera Kehidupan

Mengarungi samudera kehidupan
Kita ibarat para pengembara
Hidup ini adalah perjuangan
Tiada masa tuk berpangku tangan

Setiap tetes peluh dan darah
Tak akan sirna ditelan masa
Segores luka di jalan Allah
Kan menjadi saksi pengorbanan



Sebuah lantunan nasyid perjuangan dari Shautol Harakah mengiringi kalimat-kalimat terakhir saat saya menyelesaikan membaca yang kesekian kalinya Novel monumental “Ayat-ayat Cinta”. Terkadang sekali-kali kita harus disuguhi sebuah nasihat berharga lewat sebuah untaian tulisan yang sangat indah.

Subhanallah-Alhamdulillah-Lailahaillahu-Allahu Akbar. Tiada kata yang paling indah dan agung selain ucapan dzikir dengan lisan yang lirih memohon sebuah ampunan dan keridloan NYa.

Duh Robbi, kembali kususuri perjalanan hidup ini. Seperti sebuah kata berharga seorang Fahri saat merenungi asal muasal keberadaannya.

“aku adalah lumpur hitam
yang mendebu
menempel di sepatu dan sandal
hinggap di atas aspal
terguyur hujan
terpelanting
masuk comberan
siapa sudi memandang
atau mengulurkan tangan?
tanpa uluran tangan Tuhan
aku adalah lumpur hitam
yang malang”

Mungkin juga ada benarnya. Terkadang ada rasa haru saat mengingat-ingat kembali masa-masa yang sudah lewat. Kenangan indah ataupun memilukan menjadi sebuah penghias kehidupan. Mungkin saja perjalan hidup ini tidak seindah yang diceritakan dalam novel itu, namun hidup adalah hidup yang harus dijalani dengan sebuah keyakinan.

Jika saja kita renungi dan tela’ah lebih detail perjalanan hidup, mungkin tidak akan bisa dituliskan dan diceritakan secara utuh. Yang ada hanyalah kilasan-kilasan yang selalu membekas dalam jiwa. Ingatlah saat kita jatuh dari sepeda dan menangis sejadi-jadinya. Atau mungkin sedih saat mengetahui nilai ujian jeblok. Namun coba lihat bagaimana Allah berikan nikmat yang banyak. Selalu saja kita dihadapkan dan dikelilingi dengan orang-orang yang selalu memotivasi dan mendukung kita. Atau kalaupun tidak setidaknya jiwa inilah yang menjadi motivator yang utama.

Ya Allah kucurahkan segala kelemahan dan kekuranganku berharap Engkaulah yang akan menguatkanku dalam berdiri, menyokongku dalam berjalan serta mendorongku agar selalu berlari.
Allahurabbi, hanya kepada Engkaulah kami sandarkan hidup ini. Berikan sebuah kesabaran dan kekuatan agar kami menjadi seorang pemenang sejati.

Hingga saatnya nanti akan kusaksikan sebuah kemenangan atas semua pengorbanan yang telah dilakukan. Dan berharaplah bahwa Allah yang akan menyambutnya dengan sebuah sambutan yang indah :

Yaa ayyatuhan nafsul muthmainnah
irji’ii ilaa Rabbiki
raadhiyatan mardhiyyah
Fadkhulii fii ‘ibaadii
wadkhulii jannatii


Amiien.

Comments:
ga semudah lidah berbicara... smua terdapat dalam jiwa yang sangat dalam yang letaknya didalam hati ini. galilah sampai kau lelah... dan kau mulai melihat ujung dari dasar jiwa yang suci
 
Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]





<< Home

This page is powered by Blogger. Isn't yours?

Subscribe to Posts [Atom]