Tuesday, July 18, 2006
Kini Giliran Kota Tercintaku Terkena Gempa
Sore itu saya dikejutkan oleh berita di sebuah televisi swasta yang mengabarkan terjadinya gempa bumi berkekuatan 6.8 scala rihcher yang mengguncang beberapa daerah di pantai selatan Jawa termasuk kota kelahiran saya Ciamis. Dikabarkan ada 5 orang yang meninggal di pantai Pangandaran, Ciamis tersebut. Mungkin lebih hari ini seperti diberitakan oleh SCTV. Teman kantor saya sempat menelpon mengingatkan kejadian itu yang kemudian membuat saya sedikit panik. Seakan kembali diingatkan dengan kondisi desa dan kota kelahiran yang sudah sekian lama tidak saya kunjungi. Tanpa menunggu komando, langsung saja saya telepon keluarga di rumah. Kepanikan mulai melanda saat HP ibu saya tidak aktif dan juga telepon rumah yang sibuk terus. Tanpa habis fikir, saya kemudian mencoba menghubungi paman, uwa, dan saudara-saudara dekat lainnya.
Alhamdulillah, mereka selamat tanpa ada sedikitpun kerusakan berarti. Tidak seperti di Yogya, gempa ini meskipun sangat kuat namun karena sebentar tidak mengakibatkan kerusakan berarti. Saya hanya terima kabar saudara dari uwak yang tinggal di Pangandaran dikabarkan selamat namun saat ini sedang mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.
Setelah sekian lama mencoba menghubungi ibu dan bapak saya di rumah, akhirnya bisa juga saya telepon dan menanyakan kabarnya. Konon katanya mereka hanya merasakan sedikit guncangan saat gempa terjadi. Akhirnya percakapan itu berpindah ke topik laen setelah mengetahui kalau mereka sehat dan selamat. Alhamdulillah ya Allah. Engkau masih selamatkan keluarga saya.
Kring…Saya kembali dikejutkan oleh telepon rumah yang berdering dari mertua saya di Cianjur yang menanyakan kabar keluarga di Ciamis. Setelah saya kabarkan bahwa mereka selamat dan sehat karena jauh dari pantai, barulah mertua saya tenang dan bersyukur. Telepon itu akhirnya kami lanjutkan dengan bertegur sapa dan menanyakan kabar keluarga.
Duh Rabbi, teringat kembali saat-saat terjadinya gempa di Yogya beberapa waktu lalu yang sempat memilukan hati karena banyaknya korban yang berjatuhan. Bahkan mungkin teringat juga saudara-saudara kami di Aceh beberapa tahun ke belakang yang dilanda gempa dan gelombang tsunami menewaskan lebih dari 600 ribu orang. Masih terdengar pula bagaimana dahsyatnya musibah air bah dan banjir melanda daerah Sinjai Sulawesi. Dan kini adalah giliran kota kecil tempat saya dilahirkan dan mengisi sedikit waktu kecil dan dewasa yang mengalami sebuah musibah itu.
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun" (QS. Al Baqarah 2 : 155-156)
Seakan kembali diingatkan oleh Allah, bahwa sesungguhnya semua musibah yang datang adalah sepengetahuan dan karena Allah juga yang mentaqdirkannya agar manusia berfikir. Mungkinkah ini juga sebuah azab dan musibah yang diberikan Allah atas semua perilaku dosa dan maksiat yang selama ini kita lakukan? Mudah-mudahan ini hanyalah sebuah teguran atas semua kehilapan kita dalam mengingatnya. Ataukah memang ini adalah ujian bagi orang-orang beriman untuk semakin mempertebal keyakinannya.
Terlepas dari semuanya itu, sesungguhnya kita diajarkan oleh Allah untuk selalu bersabar dan senantiasa yakin bahwa semuanya itu adalah berasal dari Allah dan akan kembali kepada Nya jua.
Ya Allah, kalaulah sekiranya musibah ini adalah sebuah azab dari Mu, maka kami mohon ampunilah segala dosa dan kesalahan yang telah diperbuat, sehingga Kami tidak akan menerima kembali azab Mu kelak di akhirat nanti.
Ya Allah, kalaulah sekiranya musibah ini adalah sebuah teguran dari Mu, maka maafkanlah segala kehilapan dan kealpaan kami dalam mengingatMu sehingga Kami akan merasakan selalu kedekatan Mu dalam hati ini.
Ya Allah, kalaulah sekiranya musibah ini adalah sebuah ujian dari Mu, maka kami mohon kuatlah keimanan kami sehingga kami akan merasa yakin bahwa Engkau sangat mencintai dan menyayangi kami.
Amien..
Alhamdulillah, mereka selamat tanpa ada sedikitpun kerusakan berarti. Tidak seperti di Yogya, gempa ini meskipun sangat kuat namun karena sebentar tidak mengakibatkan kerusakan berarti. Saya hanya terima kabar saudara dari uwak yang tinggal di Pangandaran dikabarkan selamat namun saat ini sedang mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.
Setelah sekian lama mencoba menghubungi ibu dan bapak saya di rumah, akhirnya bisa juga saya telepon dan menanyakan kabarnya. Konon katanya mereka hanya merasakan sedikit guncangan saat gempa terjadi. Akhirnya percakapan itu berpindah ke topik laen setelah mengetahui kalau mereka sehat dan selamat. Alhamdulillah ya Allah. Engkau masih selamatkan keluarga saya.
Kring…Saya kembali dikejutkan oleh telepon rumah yang berdering dari mertua saya di Cianjur yang menanyakan kabar keluarga di Ciamis. Setelah saya kabarkan bahwa mereka selamat dan sehat karena jauh dari pantai, barulah mertua saya tenang dan bersyukur. Telepon itu akhirnya kami lanjutkan dengan bertegur sapa dan menanyakan kabar keluarga.
Duh Rabbi, teringat kembali saat-saat terjadinya gempa di Yogya beberapa waktu lalu yang sempat memilukan hati karena banyaknya korban yang berjatuhan. Bahkan mungkin teringat juga saudara-saudara kami di Aceh beberapa tahun ke belakang yang dilanda gempa dan gelombang tsunami menewaskan lebih dari 600 ribu orang. Masih terdengar pula bagaimana dahsyatnya musibah air bah dan banjir melanda daerah Sinjai Sulawesi. Dan kini adalah giliran kota kecil tempat saya dilahirkan dan mengisi sedikit waktu kecil dan dewasa yang mengalami sebuah musibah itu.
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun" (QS. Al Baqarah 2 : 155-156)
Seakan kembali diingatkan oleh Allah, bahwa sesungguhnya semua musibah yang datang adalah sepengetahuan dan karena Allah juga yang mentaqdirkannya agar manusia berfikir. Mungkinkah ini juga sebuah azab dan musibah yang diberikan Allah atas semua perilaku dosa dan maksiat yang selama ini kita lakukan? Mudah-mudahan ini hanyalah sebuah teguran atas semua kehilapan kita dalam mengingatnya. Ataukah memang ini adalah ujian bagi orang-orang beriman untuk semakin mempertebal keyakinannya.
Terlepas dari semuanya itu, sesungguhnya kita diajarkan oleh Allah untuk selalu bersabar dan senantiasa yakin bahwa semuanya itu adalah berasal dari Allah dan akan kembali kepada Nya jua.
Ya Allah, kalaulah sekiranya musibah ini adalah sebuah azab dari Mu, maka kami mohon ampunilah segala dosa dan kesalahan yang telah diperbuat, sehingga Kami tidak akan menerima kembali azab Mu kelak di akhirat nanti.
Ya Allah, kalaulah sekiranya musibah ini adalah sebuah teguran dari Mu, maka maafkanlah segala kehilapan dan kealpaan kami dalam mengingatMu sehingga Kami akan merasakan selalu kedekatan Mu dalam hati ini.
Ya Allah, kalaulah sekiranya musibah ini adalah sebuah ujian dari Mu, maka kami mohon kuatlah keimanan kami sehingga kami akan merasa yakin bahwa Engkau sangat mencintai dan menyayangi kami.
Amien..
Comments:
<< Home
Semoga kita bisa merenung atas segala cobaan dan musibah ini. Syukur alhamdulillah keluarga imam baik2 saja. alhamdulillah keluargaku di cilacap juga baik2 walaupun sempat mengungsi.
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home
Subscribe to Posts [Atom]