Monday, June 12, 2006

Perubahan yang Berarti

"Mam, kamu berubah loh. Biasanya kamu sering rame, sering bercanda dan juga aktif. Kok sekarang jadi pendiam, bicara secukupnya dan jadi sering ke mesjid. Ada apa sih?" Seorang teman menilai diriku saat selesai ujian semester.

Berubah? Sebuah pertanyaan itu kembali memusingkan pikiranku. Ada apa dengan diriku ini ya? Selama ini perasaan tidak ada yang berbeda. Aku kembali mengingat-ingat kenapa temanku bisa bersikap seperti itu.

***

Siang itu selepas Shalat Jum'at aku diajak seorang teman untuk ikut sebuah kajian di masjid kampus. Dikarenakan kuliah baru ada lagi jam 15.00, akhirnya aku iyakan saja, itung-itung nunggu waktu kuliah ah. Daripada pulang ke tempat kos yang lumayan jauh, mendingan juga nunggu di masjid kampus, adem lagi.

Sebuah kajian keislaman yang mengambil tema tentang Dunia Islam sepertinya biasa-biasa saja. Tidak ada yang istimewa menurutku, toh semenjak SMA juga aku sering baca buku dan majalah Islam. Namun di akhir acara ada sebuah pengelompokan dan juga diskusi membahas masalah tadi. Wah seru juga fikirku. Mulailah sebuah diskusi kelompok itu dengan dipandu oleh seorang moderator. Moderator ini belakangan aku ketahui ternyata adalah kakak kelasku berbeda 2 tingkat. Wah seneng juga ya bisa kenalan, kan kalau ada masalah bisa minta tolong dia (maksudnya masalah kuliah gitu).

Seorang temanku kembali kemukakan argumennya. Dia tetap bersikukuh bahwa kita tidak harus memikirkan nasib bangsa laen seperti Palestina dll, toh di Indonesia juga masih banyak yang belum baik. So mendingan kita fikirkan aja tuh bagaimana caranya berantas korupsi dan juga pornografi.


Argumen-argumen serta pendapat-pendapat semuanya dijawab oleh kakak kelasku ini dengan tenang dan bijaksana. Tidak ada sebuah kata-kata yang emosional saat itu, beliau hanya menyunggingkan sebuah senyuman kala salah satu peserta begitu emosionalnya berpendapat.
Akhirnya karena waktunya sudah mepet dan aku juga harus segera masuk, diskusi sementara waktu ditunda dan kita berjanji untuk kembali melanjutkannya di tempat yang sama minggu depan.

Diskusi demi diskusi kembali diadakan. Materi yang dibahas semakin seru dan menantang. Kami semua merasa semangat sekali untuk terus mencari informasi yang ada. Hingga suatu hari saat pertemuan berlangsung, kakak kelasku ini berinisiatif untuk mengadakan kajian materi keislaman saja. Kita sih oke-oke saja tuch, apalagi kan bisa ketemu teman-teman.
Materi-materi keislaman mulai disampaikan, kita jadi semakin mengerti apa itu Islam, pertanyaan demi pertanyaan selalu dijawabnya dengan penuh bijaksana. Teman-teman semakin merasakan ternyata Islam itu begitu indahnya mengatur semua kehidupan.

Tanpa terasa sudah 3 bulan kajian itu berlangsung. Ada sebuah tekad yang timbul saat itu untuk memulai sebuah perubahan yang berarti. Sebuah perubahan pola hidup dan jati diri. Kami memulai dengan hal-hal kecil. Saat ketemu ucapan salam serta jabat tangan erat selalu menghiasinya. Ucapan do'a selalu terlontar dari mulut ini saat melihat fenomena-fenomena yang ada.
Betapa indahnya hidup saat itu. Setiap hari sebuah ucapan salam, jabatan tangan erat, ucapan do'a serta sebuah senyuman senantiasa hadir dalam setiap langkah dan kehidupan.

Sebuah ikatan persaudaraan sebagai sesama seorang muslim kian terbangun setelah sekian lama bertemu, bekerja sama dan juga setelah saling memahami. Seorang teman pasti akan selalu menanyakan kabar ataupun masalahnya kepada saudaranya yang lain. Serasa seperti sebuah keluarga sendiri, semuanya terasa begitu indah. Seperti halnya sahabat anshar yang dengan penuh keikhlasan merelakan sebagian hartanya untuk saudaranya sahabat muhajirin.

***

Selamat jalan sahabatku, semoga kau temukan sebuah kedamaian dalam sebuah perjuangan. Semoga kita bisa dipertemukan kembali dalam sebuah kebaikan dan juga di dalam jannah Nya. Mari saling medo'akan semoga kita bisa menjaga diri dan agama ini.
Jabatan mesra serta pelukan yang kuat dengan linangan air mata dan hati yang sedikit terharu mengiringi sebuah kepergian para mujahid-mujahid islam saat telah menyelesaikan studi di kampus hijau itu. Sebuah dekapan mesra seakan mengingatkan kembali bagaimana kuatnya sebuah ikatan ukhuwah dalam menghadapi berbagai macam cobaan, deraan, cemoohan hingga mungkin sebuah pengucilan.

Sebuah komunitas baru terbentuk sudah di sebuah kampus itu. Komunitas dimana berkumpul orang-orang yang penuh dengan semangat perjuangan demi mencapai sebuah kemenangan Islam. Sebuah komunitas yang senantiasa menjadikan Allah sebagai tujuan utama, Al Qur'an sebagai pedoman hidup, Rasulullah sebagai tauladan serta Muslimin dan Muslimat sebagai teman hidup. Memang aneh dan unik dengan komunitas ini. Di tengah hingar bingar dan gegap gempita kehidupan perkotaan yang penuh dengan kesenangan dan hedonis, mereka malah menyibukan diri di dalam gedung yang tidak kalah megahnya yaitu Masjid. Merekalah komunitas yang senantiasa cinta dengan masjid.


Comments: Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]





<< Home

This page is powered by Blogger. Isn't yours?

Subscribe to Posts [Atom]