Saturday, November 10, 2007

Manilla I’m Come Back Again

20 October 2007

Pesawat Cebu Pacific Air Line yang saya tumpangi akhirnya mendarat dengan mulus dan lancar di Ninoy Aquino International Airport (NAIA) Manilla Philipine pada hari Sabtu jam 5 pagi waktu Manilla (4 pagi WIB). Hari ini merupakan kedatangan saya yang kedua kali. Sebelumnya sekitar 1 bulan yang lalu saya juga mendarat di Manilla untuk pertama kalinya. Saya kembali ke Indonesia untuk liburan dan pengurusan Visa China selama kurang lebih 2 minggu. Kini saatnya untuk kembali meski hanya 1 hari di Hotel karena Ahad sore saya kembali berangkat ke Shanghai China bersama Atasan saya dan Alex dari Manilla.

Pengurusan imigrasi dan custom saat itu tidaklah sulit. Saya juga tidak terlalu tegang seperti sebelumnya. Maklum ini kali kedua saya kesini. Jadinya saya masih hapal apa-apa yang musti disiapkan. Antrian di Imigrasi sepertinya tidak terlalu penuh sehingga saya dapatkan antrian kelima. Di Imigrasi akan diberikan stempel kedatangan sekaligus diminta form kedatangan yang sudah diisi semenjak di pesawat. Copy form kedatangan akan diminta oleh custom nantinya. Di Imigrasi tidak mengalami kendala, kemudian saya cari koper saya di roda berjalan yang ada. Alhamdulillah langsung saya dapatkan tanpa lama menunggu.

Dari pengambilan koper kemudian dilanjutkan ke bagian Custom, disini akan ditanya apakah kita mengisi kolom yes pada beberapa pertanyaan tentang custom. Jika ada maka akan dikenakan semacam tax / fee. Namun saya tidak menjawab Yes satupun sehingga lancar. Namun saya kaget saat ditanya dari Indonesia oleh custom. Saya jawab ya. Kemudian dia bertanya lagi apakah saya muslim? Saya jawab Yes. Dia senang sekali dan kemudian mengenalkan diri kalau dia dan temennya yang lain juga muslim. Subhanallah dia ucapkan salam terbaik Islam “Assalamu’alaikum” dan saya jawab “Wa’alaikumsalam” with my smile. Nice to meet you, hopefully we can meet again next time, thank you very much. Jarang sekali saya temui orang-orang yang langsung mengaku muslim. Ada pengalaman spiritual yang benar-benar tidak saya lupakan. Setidaknya saya masih bersama dengan saudara muslim meski di negara non muslim. Subhanallah saya tidak akan melupakan hal itu. Terima kasih ya Allah.

Saya keluar dari bandara setelah melalui pengecekan terakhir di bagian bag and claim. Saya langsung ke bagian Airport taxi dan memesan taxi ke Charter House, Green Belt, Makati City. Harga taxi sekitar P 330 dan tip sehingga total sekitar P 400. Supirnya lumayan baik sehingga saya ngobrol banyak. Dia juga memuji karena saya bisa berbahasa Inggris dengan baik. Sempat juga salah jalan di daerah green belt, namun alhamdulillah karena ingatan saya kuat sehingga saya tunjukan arah jalan yang benar. Jam 6 pagi tepatnya saya sudah berada di depan Charter House dan check in.

Saat check in saya bingung kenapa pelayanan front officer di Charter house tidak seperti biasanya. Mereka biasanya ramah dan sopan kemudian membantu semuanya. Namun saat ini terkesan kurang ramah. Mungkin karena kelelahan dan kecapean. Saya memang hanya check in 1 hari karena ahad akan ke China. Hotel menanyakan kalau saya harus bayar lagi karena check out sore harinya. Saya kebingungan karena atasan saya sudah katakan kalau dia sudah confirm beserta biayanya. Selain itu saya juga tidak dapatkan kamar yang ready saat itu sehingga menunggu beberapa saat. Untungnya bell boy atau pelayan laki-laki yang saya temui sudah saya kenal dengan baik. Sehingga tidak terlalu bermasalah karena dia siap bantu apapun.

Saya menanyakan apakah saya dapat sarapan pagi saat ini, front officer menjawab tidak untuk saat ini namun keesokan harinya. Saya kembali ke tempat duduk dan mengirimkan sms ke atasan saya mengabarkan keberadaan saya beserta keadaan saya. Atasan saya kemudian menelpon saya dan memberikan penjelasan tentang hotel. Di luar dugaan, dia juga memberitahukan kalau di sekitar Glorietta Mall telah terjadi pemboman oleh pihak yang belum diketahui pada hari Jum’at jam 13.30 waktu setempat. Saya kaget sekali. Namun atasan saya mengatakan untuk tenang dan beristirahat di hotel karena keadaan sekarang sudah aman. Belia menyarankan kalau mau jalan-jalan keesokan harinya karena masalah ini. Belia jugaberjanji akan ke hotel sore hari untuk memberikan uang dalam peso.

Saya merasa lapar sekali, dan tidak punya uang banyak dalam Peso. Akhirnya saya tanyakan apakah saya bisa sarapan dan akan dibayar dengan account hotel nantinya. Saat ini saya belum dapatkan nomor kamar, alhamdulillah front officer membantu mengatakan hal ini ke bagian restoran. Akhirnya saya naik ke lantai dua dan memesan sarapan seperti biasanya yaitu Filipino Rice with Corned Beef. Alhamdulillah terisi juga perut ini dengan nasi.

Setelah makan saya kembali ke front office menanyakan kamar. Alhamdulillah sudah disiapkan dan saya bisa langsung masuk untuk beristirahat. Nomornya waktu itu adalah 407. Di kamar saya bisa tiduran dan merebahkan diri setelah sebelumnya kecapean karena perjalanan jauh. Saya putuskan untuk tidur sebentar kemudian mandi dan kemudian nonton TV, baca-baca artikel atau buku di Lap top. Saya putuskan untuk makan siang di kamar dan baru sore harinya keluar untuk jalan-jalan dan makan.

Saya juga sempatkan untuk sms teman di sini siang harinya mengabarkan keberadaan saya di Manilla. Dia menjawab sms saya segera dan mengabarkan adanya pemboman sehingga dia menyarankan untuk istirahat saja di hotel dan jangan kemana-mana karena keadaan belum aman katanya. Tidak apa-apa karena saya juga akan istirahat karena capek sekali rasanya.

Sore harinya sekitar jam 15.00 atasan saya datang dan memberikan saya uang P 4000 beserta uang receh yang saya berikan beberapa waktu lalu ke sekretarisnya. Beliau menyarankan untuk memakai uang recehan itu sebagai bekal kalau diperlukan beserta tempat koinnya. Dia juga berjanji untuk memberikan kabar besok tentang teknis keberangkatan. Sempat juga kami berdiskusi tentang kondisi alat yang sedang diperbaiki oleh teman saat ini di Right Pack. Beliau juga memberikan saya Newspaper yang mengabarkan adanya bom di kawasan Glorietta.

Malam hari setelah magrib saya sempatkan untuk keluar jalan-jalan dan makan malam di kawasan green belt 1 tepatnya di depan hotel. Saya belum punya ide tempat makan. Mungkin di Tokyo-tokyo sebagai restoran Jepang. Saya memesan Squib dan Shrimp di Tokyo-tokyo, kemudian nanti dilanjutkan untuk belanja snack dan minuman di supermarket “Rustan” dekat National Book Store. Saya tidak mau ke Land Mark dan Glorietta dulu takut karena bom.

Setelah makan dan belanja saya putuskan untuk kembali ke hotel. Disana saya ketika saya buka beberapa email dan membaca artikel di laptop, saya dikejutkan oleh telepon dari front officer memberikan kabar tentang waktu check out saya. Saya bilang akan check out jam 4 sore. Namun dia mengabarkan tidak bisa karena waktu check out seharusnya adalah jam 12 siang. Kalau sekiranya akan check out sore maka harus memberikan tambahan biaya. Saya kebingungan akhirnya saya sms atasan saya meminta tolong agar beliau telepon dan konfirmasi ke pihak hotel. Alhamdulillah akhirnya front officer menelpon saya kembali dan memberikan kabar saya bisa check out sore. Tak lama kemudianaAtasan saya SMS kalau ternyata dia juga heran padahal sore harinya telah mengabarkan kondisi ini. Kemungkinan tidak ada komunikasi antara shift pagi dan malam katanya kepada saya. Setidaknya sudah beres satu masalah. Alhamdulillah..

Keesokan harinya, saya putuskan untuk berjalan-jalan sekitar Land Mark dan Glorietta yang katanya sudah buka. Saya ingin melihat sisa-sisa bom disana. Saya sempat juga bercanda ke officer yang kukenal saat ditanya kalau saya ingin lihat bom. Dia ketawa terbahak-bahak. Saya juga demikian.

Di kawasan Glorietta tepatnya di depat Lok Yuen atau restoran China yang pernah saya masuki bersama dengan teman-teman di Phillipine, saya lihat kondisinya parah sekali. Namun sepertinya pihak keamanan masih berjaga-jaga disana. Jalan sekitar itu ditutup karena sedang dibersihkan. Masih tampak 2-3 mobil pemadam kebakaran dan beberapa mobil polisi berjaga-jaga. Saya hanya lihat dari kejauhan saja tanpa berani mendekat karena takut ditanya-tanya.

Saya coba masuki mall Glorietta yang sudah buka. Di dalamnya saya lihat beberapa toko yang tutup. Saya tidak masuk ke bagian yang rusak karena dijaga ketat pihak keamanan. Hanya berkeliling di tengah-tengah mall sambil melihat-lihat. Saya tidak mau berbelanja oleh-oleh buat di Indonesia karena nantinya akan kembali lagi ke Manilla setelah pergi dari Shanghai. Saya berjalan-jalan hanya sekitar 1 jam kemudian kembali ke kawasan Green belt 1 untuk makan di KFC.

Di KFC saya pesan Spaghety dan Ayam 2 pcs dengan sup. Mungkin ini adalah restoran tanpa babi yang saya tahu, karena saya lihat menunya rata-rata ayam. Sehingga setidaknya aman untuk dikonsumsi oleh saya. Jam 13 saya putuskan untuk pulang dan istirahat di hotel untuk bersiap-siap sebelum pergi ke bandara.

Sore harinya saya check out jam 16.30 sesuai dengan konfirmasi dari atasan saya. Saya putuskan untuk menitipkan tas saya di lobby agar saya bisa berjalan-jalan sambil menunggu atasan saya yang akan datang menjemput sekitar jam 18.00 menuju airport. Saya putuskan untuk beli Sandwich di Wendys karena kemaren pas di Airport tidak menemukan makanan yang enak saat makan disana. Setelah dari Wendys kemudian naik ke lantai 2 untuk melihat-lihat. Rasanya tidak ada tempat menarik disana. Akhirnya saya putuskan untuk balik ke depan hotel untuk kemdian berinternet ria di Internet Rental Shop.

Saya sudah kabari keberadaaan saya di Internet Shop dan meminta untuk mengabarkan kembali kalau sudah dekat hotel ke atasan saya via sms. Beliau berjanji untuk sms. Di Internet saya sempatkan untuk cek email dan chatting dengan teman kuliah yang berada di Malaysia. Teman saya sempat kaget karena saya berada di Manilla, apalagi akan ke Shanghai. Namun teman saya itu hanya mengucapkan selamat dan hati-hati saja. Internet saya akhiri setelah mendapatkan sms kalau atasan saya sudah dekat dengan hotel untuk menjemput saya menuju airport.


Saturday, November 03, 2007

Sebuah Pertanyaan Cinta..

Abi gimana rasanya setelah menikah dan punya anak?

Sungguh saya juga bingung menjawab pertanyaan indah dan bahagia ini. Saya hanya terdiam dan senyum. Mau tahu jawabannya? Istri menjawab ya. Kemudian saya jawab dengan sebuah ciuman di pipi istri dan anakku. Istriku tersenyum bahagia.

Jujur saja untuk pernikahan yang mungkin belum begitu lama, kehidupan berumah tangga adalah sebuah kebahagian yang tiada tara. Sebuah anugerah istri tercinta, anak yang shaleh serta keluarga yang tenteram adalah impian syurga dunia bagi semua orang. Mungkin saya cukup beruntung memiliki istri yang pengertian dan memiliki cinta yang besar. Sepertinya tidak mungkin saya bisa curahkan rasa cinta ini lewat kata dan makna. Hanya Allah jualah yang akan menilai bagaimana besarnya cinta ini.

Sayangku..
Terima kasih ya..
Terima kasih untuk semua pengorbanan yang selama ini telah dipersembahkan untuk suamimu ini. Setidaknya begitu banyak hal yang seharusnya engkau dapatkan namun engkau korbankan demi keutuhan rumah tangga kita ini.

Masih teringat saat awal proses perkenalan dan pernikahan. Engkau begitu bahagia saat menerima lamaran dan juga pernikahan ini. Padahal engkau tidak tahu bagaimana keadaan asli suamimu ini. Engkau bilang akan menerima apa adanya.

Masih saja saya ingat bagaimana engkau putuskan untuk berhenti bekerja di Bank Swasta. Padahal saya tahu Engkau begitu mencintai pekerjaan yang sesuai dengan bidangmu itu. Engkau malah habiskan waktu mengajar Play Group di dekat rumah sebagai bekal dalam mendidik anak kita nanti.

Masih saja kuingat bagaimana inginnya engkau tinggal di dekat kakak, namun harus mengalah tinggal jauh dari mereka karena alasan tempat bekerja saya.

Masih saja kuingat bangaimana Engkau rasakan beratnya hari-harimu saat hamil. Apalagi saya tahu saat-saat itulah saya mulai terpuruk dengan kondisi kesehatan dan pekerjaan. Namun engkau begitu tegarnya mendampingi suamimu. Tak jarang engkau kelelahan saat harus mengajar kemudian menyiapkan makan malam untuk suamimu. Sampai kadang engkau ketiduran saat menunggu suami pulang larut malam karena pekerjaan. Engkau balas dengan sebuah senyuman dan motivasi saat suamimu pulang dengan begitu lelah dan capek karena tekanan pekerjaan yang berat. Sehingga saat itu saya bisa bertahan bekerja dengan semua daya dan upaya.

Sedih dan pilu rasanya saat Engkau harus tinggalkan rumah kita karena akan melahirkan di rumah kakak. Sedih dan pilu juga saat-saat engkau kirimkan bertubi-tubi sms-sms cinta. Saat engkau sedih tidak bisa selalu bersama suamimu. Saat engkau tidak memasakan makanan untuk suamimu. Namun itulah cinta dan pengorbanan.

Saat-saat engkau berjuang untuk melahirkan dengan cucuran air mata dan kesakitan tiada tara, suamimu hanya bisa mendampingi dan mendo'akan saja. Engkau sempat berpesan untuk dapat melahirkan normal apapun resikonya. Meski kutahu engkau harus berjuang selama 2 hari 2 malam menahan rasa sakit yang bertubi-tubi. Sungguh rasanya sedih dan tidak tega saat harus menyerah dengan keadaan dan akhirnya dioperasi atas anjuran dokter. Namun engkau hanya tersenyum bahagia saat diberitahukan anak kita telah lahir dengan selamat.

Pengorbanan tidak berakhir karena engkau harus mengurusi anak kita. Teringat saat engkau harus bangun di tengah malam karena anak kita menangis kelaparan. Engkau begitu sigap bangun untuk kemudian mengurusi semuanya. Tanpa lupa juga engkau urusi suamimu saat akan berangkat kerja di pagi hari tanpa rasa capek dan lelah karena kurang tidur.

Hari itu engkau begitu panik karena anak kita sakit dan suamimu tidak ada disampingmu karena sedang dinas di luar negeri. Engkau begitu bersedih dan kebingungan. Engkau begitu kesulitan menghubungi dokter dan bidan karena sedang berada di rumah orang tua. Suamimu hanya bisa mendo'akan lewat telepon dan sms.

Dan saat suamimu pulang kembali dari bepergian karena dinas luar Engkau bukakan pintu di tengah malam dan engkau hadiahkan sebuah semyuman dan ciuman indah untuk suamimu. Tak lupa engkau sediakan teh hangat dan makanan. Rasanya capek dan lelah karena lamanya perjalanan hilang begitu saja.

Terima kasih sayangku.. terima kasih cintaku..
Sekali lagi terima kasih atas semua cinta dan pengorbanan yang telah diberikan..
Sungguh abi bahagia sekali..
Abi juga cinta banget sama ummi..
mmuuah..

This page is powered by Blogger. Isn't yours?

Subscribe to Posts [Atom]